JAKARTA - Aplikasi berita NewsBreak, yang diunduh paling banyak di Amerika Serikat dan berakar di China, menghadapi kritik karena menerbitkan artikel palsu tentang sebuah kejadian di Bridgeton, New Jersey, yang tidak pernah terjadi. Pada Malam Natal tahun lalu, NewsBreak mempublikasikan sebuah artikel berjudul "Tragedi Hari Natal Terjadi di Bridgeton, New Jersey di Tengah Meningkatnya Kekerasan Senjata di Kota Kecil," yang menggambarkan sebuah penembakan yang sebenarnya tidak ada.
Kritik yang mengalir ke NewsBreak setelah departemen kepolisian Bridgeton menyatakan bahwa artikel tersebut adalah "sepenuhnya salah" dan bahwa tidak ada kejadian serupa yang terjadi di sekitar hari Natal atau bahkan dalam ingatan terbaru mereka. NewsBreak menghapus artikel tersebut pada 28 Desember, empat hari setelah dipublikasikan, tetapi tidak memberikan penjelasan yang memuaskan tentang bagaimana kesalahan semacam itu bisa terjadi.
Selain itu, dalam tinjauan Reuters terhadap dokumen pengadilan, email penghentian, dan memo perusahaan tahun 2022, terungkap bahwa NewsBreak telah seringkali membuat kesalahan serupa sejak tahun 2021. Dalam setidaknya 40 kasus, aplikasi ini telah menerbitkan cerita yang keliru, menciptakan cerita palsu dari situs berita lokal dengan menggunakan nama pena fiktif, dan mengangkat konten dari pesaingnya.
Penggunaan algoritma kecerdasan buatan (AI) oleh NewsBreak telah menjadi fokus kritik, di mana mantan karyawan mengungkapkan bahwa sebagian besar pekerjaan pengembangan algoritma dilakukan di kantor-kantor perusahaan di China. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana data pengguna AS dapat diakses di China.
BACA JUGA:
Masalah serupa juga terjadi dengan beberapa badan amal yang menjadi korban dari informasi yang salah yang dipublikasikan oleh NewsBreak. Misalnya, sebuah bank makanan di Colorado mengatakan bahwa mereka harus menolak orang-orang karena NewsBreak menyebutkan waktu distribusi makanan yang salah. Demikian pula, sebuah badan amal di Pennsylvania mengalami kesulitan ketika NewsBreak salah menginformasikan acara yang sedang mereka selenggarakan untuk membantu tunawisma.
NewsBreak telah mencapai kesepakatan penyelesaian dalam beberapa gugatan terkait pelanggaran hak cipta atas konten yang dipublikasikan ulang tanpa izin. Namun, ketidakjelasan tentang keberadaan kantor pusat di AS sementara sebagian besar pekerjaan teknis dilakukan di China menimbulkan pertanyaan tentang komitmen perusahaan terhadap privasi dan kepatuhan hukum di Amerika Serikat.
Para pemimpin di Capitol Hill dan dalam industri media telah menyoroti masalah ini, di mana beberapa pihak menyerukan penyelidikan lebih lanjut tentang praktik NewsBreak dan dampaknya terhadap berita lokal dan keamanan data pengguna AS. Meskipun NewsBreak telah berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut, pertanyaan tentang transparansi dan integritas aplikasi tersebut tetap menggantung.