JAKARTA – NASA telah mengonfirmasi bahwa pesawat ruang angkasa Dragonfly akan terbang ke Titan, bulan dari planet Saturnus. Misi besar ini tetap diizinkan meskipun anggaran biayanya meningkat dua kali lipat.
Dragonfly telah menyelesaikan tinjauan konfirmasi pada Selasa, 16 April lalu. Tinjauan konfirmasi menetapkan bahwa total biaya misi Dragonfly akan mencapai 3,35 miliar dolar AS (Rp54 triliun). Total biaya awal untuk misi ini adalah 850 juta dolar AS (Rp13 triliun).
Selain itu, peluncuran misinya akan digelar pada Juli 2028. Waktu peluncuran yang ditetapkan ini merupakan hasil dari tinjauan awal yang dirilis pada November tahun lalu. Saat itu, NASA mengatakan bahwa misi Dragonfly harus diundur setahun karena masalah pendanaan.
Sementara itu, total biaya yang ditetapkan menjadi jauh lebih mahal dari biaya yang disetujui NASA saat menetapkan misi New Frontiers pada Juni 2019 lalu. Padahal, NASA sempat mengatakan bahwa mereka memiliki masalah biaya.
Ada beberapa faktor yang membuat anggaran biaya misi Dragonfly lebih mahal dari sebelumnya. Kepada Spacenews, NASA mengatakan bahwa perencanaan ulang, pengulangan desain, dampak pandemi, hingga masalah rantai pasokan menjadi penyebabnya.
"Proyek Dragonfly melakukan iterasi desain mendalam sebelum Tinjauan Desain Awal (PDR),” kata NASA. "Peningkatan biaya tersebut, dikombinasikan dengan kenaikan tarif tenaga kerja dan biaya suku cadang dan bahan yang dipicu oleh COVID-19."
NASA juga mengatakan bahwa batasan biaya misi Dragonfly meningkat hingga 2,1 miliar dolar AS (Rp34 triliun). Hal ini terjadi karena batasan biaya yang semula hanya 1 miliar dolar AS (Rp16 triliun) telah disesuaikan dengan inflasi yang terjadi.
"Dalam tiga tahun fiskal setelah pemilihan Dragonfly, NASA memberlakukan batasan biaya pada tahun berjalan karena keterbatasan anggaran. Dampak kumulatif dari perencanaan ulang awal yang diarahkan oleh NASA, dan dampak lainnya setelah PDR, bertanggung jawab atas hampir dua pertiga peningkatan biaya," jelas NASA.
Meski biayanya mengalami banyak kenaikan, NASA sudah mempersiapkan anggaran tambahan untuk peluncuran Dragonfly. Hal ini dilakukan agar Dragonfly sudah berada di Titan pada tahun 2034 dan bisa menjelajahi beberapa lokasi yang menjanjikan.
Dragonfly merupakan kendaraan pertama yang akan didaratkan di bulan dari planet lain. Helikopter ini dibangun di Laboratorium Fisika Terapan (APL) Johns Hopkins dan akan memiliki delapan bilah rotor agar bisa terbang seperti drone raksasa.