JAKARTA - Studi terbaru Kaspersky dengan Associate Professor Jiow Hee Jhee dari Singapore Institute of Technology mengungkapkan bahwa responden yang memahami isu keamanan siber cenderung lebih memperhatikan penggunaan internet yang positif.
Dilakukan terhadap pendidik di India, Singapura, dan Filipina, studi ini menggarisbawahi bahwa motivasi terkuat untuk mempraktikkan keamanan siber didasarkan pada kemampuan individu memitigasi atau mencegah ancaman dan kemampuan pribadi mereka dalam menerapkan respons yang direkomendasikan.
Empat dari lima responden menyatakan bahwa mereka akan terhubung ke jaringan yang aman ketika mereka menyadari konsekuensi negatif dari penggunaan koneksi Wi-Fi yang tidak aman, dan 75 persen di antaranya percaya bahwa mereka dapat mencegah intrusi dunia maya jika menggunakan koneksi Wi-Fi yang aman.
Selanjutnya, 90 persen responden setuju bahwa mereka dapat memasukkan malware ke dalam perangkat digital mereka jika membuka tautan atau lampiran dari sumber yang tidak dikenal.
Sebagai tindakan pencegahan, 85 persen responden menyatakan bahwa mereka dapat mencegah intrusi dunia maya ke perangkat digital dengan tidak membuka tautan atau lampiran dari sumber yang mencurigakan.
BACA JUGA:
Sehubungan dengan penggunaan kata sandi yang kuat, salah satu praktik terbaik kebersihan dunia maya yang paling umum, 6 dari 10 akan menggunakan kata sandi yang rumit jika mereka mendapatkan instruksi tentang cara membuatnya mudah diingat.
“Studi kami menunjukkan bahwa penting bagi pengguna dunia maya untuk dididik mengenai tingkat keparahan konsekuensi serta kerentanan apabila menjadi korban,” kata Associate Professor Jiow Hee Jhee dari Singapore Institute of Technology.