JAKARTA - Hacker elit yang terkait dengan intelijen Rusia bulan lalu menargetkan beberapa partai politik Jerman dengan tujuan merusak jaringan mereka dan mencuri data. Hal ini terungkap, menurut peringatan yang dirilis oleh agensi keamanan siber Jerman dan peneliti keamanan yang bekerja untuk pemilik Google, Alphabet.
Dalam laporan yang diterbitkan pada Jumat, 22 Maret, unit cyber Mandiant milik Alphabet mengatakan bahwa mereka telah menangkap kelompok hacker yang dikenal sebagai APT29, yang diduga oleh intelijen Barat bertindak atas nama agen mata-mata asing Rusia, SVR, berusaha menipu “tokoh politik kunci Jerman” untuk membuka email yang menyamar sebagai undangan ke acara makan malam pada 1 Maret yang diselenggarakan oleh Christian Democratic Union (CDU), partai politik tengah-kanan Jerman.
Peringatan yang diedarkan oleh agensi siber BSI Jerman, mengatakan bahwa mata-mata siber yang didukung negara menargetkan partai politik Jerman dalam upaya untuk membangun akses jangka panjang dan mengekstrak data.
Dalam sebuah pernyataan, CDU mengatakan bahwa mereka telah lama terpapar serangan digital dari aktor dalam dan luar negeri. “Dalam kasus ini juga, kami menerima informasi yang sangat cepat tentang serangan tersebut,” kata pernyataan itu. “Tidak ada makan malam resmi CDU pada 1 Maret, acara itu fiktif.”
Peringatan tersebut tidak memberikan detail lebih lanjut tentang siapa yang diyakini bertanggung jawab dan tidak ada Mandiant maupun BSI yang memberikan detail tentang siapa yang secara khusus ditargetkan. BSI tidak segera mengembalikan permintaan komentar.
BACA JUGA:
BSI mengatakan dalam peringatannya bahwa kekuatan asing sangat tertarik untuk memata-matai politisi dalam konteks “pemilihan Eropa yang akan datang.” Mandiant mengatakan bahwa penargetan ini sesuai dengan fokus Moskow pada konflik jangka panjangnya dengan Kyiv.
“Penargetan terbaru ini bukan hanya tentang menyerang Jerman atau politisi-politisinya; ini adalah bagian dari upaya Rusia yang lebih luas yang bertujuan untuk menemukan cara untuk merusak dukungan Eropa untuk Ukraina,” kata Dan Black dari Mandiant dalam sebuah pernyataan.
Jerman termasuk di antara negara-negara Barat yang telah memberikan dukungan militer untuk Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. Pada Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hubungan antara Berlin dan Moskow tetap sebagian besar beku.
Der Spiegel Jerman pertama kali melaporkan kampanye peretasan yang diduga terjadi pada Jumat yang lalu.