JAKARTA - Unit Inovasi Pertahanan (DIU), organisasi dari Departemen Pertahanan AS, mengumumkan bahwa mereka akan mendanai proyek dari tiga perusahaan. Kabar ini disampaikan pada Rabu, 20 Maret.
DIU mengatakan bahwa mereka membutuhkan layanan logistik yang dapat mendukung operasi militer di luar orbit rendah bumi (LEO) dan orbit geostasioner (GEO). DIU juga membutuhkan m-OLV utilitas berat dan depot bahan bakar.
Setelah mencari layanan logistik yang tepat, DIU akhirnya memilih tiga perusahaan yang dianggap sesuai dengan kebutuhan mereka. Tiga perusahaan itu adalah Blue Origin, Space Logistics, dan Spacebilt.
"Masing-masing perusahaan yang terpilih untuk mendapatkan penghargaan menunjukkan investasi penelitian dan pengembangan yang kuat pada solusi khusus mereka untuk digunakan di pasar komersial," kata DIU, dikutip dari situs resmi.
Perusahaan pertama, yaitu Blue Origin, menerima kontrak untuk proyek Dark-Sky 1 untuk mendemonstrasikan sistem OLV utilitas berat. Proyek ini memanfaatkan platform Blue Ring dan rencananya akan diluncurkan sebagai muatan untuk misi rideshare.
"Blue Origin sedang dalam tahap akhir pengembangan sistem misi Dark-Sky-1, yang akan mendemonstrasikan operasi misi inti dan kemampuan sistem penerbangan," ungkap DIU. Misi ini diperkirakan siap untuk diluncurkan pada Juli mendatang.
Space Logistics terpilih sebagai penyedia teknologi pengisian bahan bakar di ruang angkasa. Anak perusahaan Northrop Grumman ini akan menyediakan teknologi berupa Active Refueling Moule (ARM) dan Passive Refueling Module (PRM).
Pemerintah akan mendanai ARM dan PRM yang disediakan Space Logistics. Sistem pengisian bahan bakar di orbit ini akan mencakup elemen untuk transfer bahan bakar serta muatan pengisian bahan bakar yang menangani transfer bahan bakar.
Kontrak terakhir diserahkan ke Spacebilt, sebelumnya bernama Skycorp. Melalui kontrak ketiga ini, DIU ingin memvalidasi pendekatan Spacebilt dalam Perakitan dan Manufaktur Luar Angkasa untuk mengaktifkan produk m-OLV buatan perusahaan tersebut.
"Spacebilt telah berkembang menuju produk yang dapat diproduksi secara massal, melakukan misi pengurangan risiko ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk perangkat keras penerbangan mereka, dan kematangan perangkat keras avionik yang tersedia secara komersial," jelas DIU.