JAKARTA – Kepolisian Ukraina mengumumkan pada Rabu 21 Februari, bahwa mereka telah menangkap ayah dan anak yang merupakan bagian dari geng kejahatan Siber Lockbit, yang terganggu oleh operasi penegakan hukum internasional yang dipimpin oleh Badan Kriminal Nasional Britania Raya dan FBI pada awal pekan ini.
Ayah dan anak tersebut, yang namanya tidak diungkap oleh polisi, dicari karena melakukan serangan menggunakan perangkat lunak berbahaya yang digunakan untuk mengekstorsi korban secara digital, terhadap "perusahaan, lembaga negara, dan lembaga kesehatan di Prancis," demikian pernyataan Polisi Nasional Ukraina.
"Pemeriksa melakukan sejumlah penggeledahan di tempat tinggal para peretas di Ternopil, di mana ponsel dan peralatan komputer yang digunakan dalam kegiatan ilegal disita," demikian pernyataan itu, merujuk pada sebuah kota di barat Ukraina.
Pada Selasa, 20 Februari, NCA, FBI, Departemen Kehakiman AS, dan Europol mengumumkan bahwa operasi penegakan hukum bersama yang diberi nama "Operasi Cronos" telah mengganggu aktivitas inti Lockbit, salah satu organisasi kejahatan Siber yang paling merusak di dunia.
Amerika Serikat telah menuduh dua warga negara Rusia dengan menggunakan alat ransomware Lockbit untuk menyerang perusahaan dan kelompok di seluruh dunia. Polisi di Polandia dan Ukraina melakukan dua penangkapan, demikian pernyataan agensi polisi.
Sebagai hasil dari penangkapan di Ukraina, penegak hukum dapat menyita lebih dari 200 akun kriptokurensi dan 34 server yang digunakan oleh geng ini di Belanda, Jerman, Finlandia, Prancis, Swiss, Australia, Amerika Serikat, dan Britania Raya.
BACA JUGA:
"Hal ini memungkinkan untuk memblokir aktivitas platform peretasan utama dan infrastruktur kritis kriminal lainnya," tambah pihak Kepolisian Ukraina.
Sebelum disita oleh polisi, Lockbit mampu mengekstorsi beberapa korban peretasan secara bersamaan melalui situs webnya, yang mencantumkan nama-nama perusahaan dan organisasi yang diretas di samping penghitung mundur yang, saat mencapai nol, akan merilis data korban kecuali mereka membayar tebusan.
Operasi Cronos unik karena agensi polisi, setelah mengendalikan situs web Lockbit, menggunakan platform digital Lockbit sendiri untuk bocorkan data tentang mekanisme kerja dalam geng yang rahasia itu.
KONEKSI PRANCIS
Polisi Ukraina mengatakan penyelidikan dan penangkapan dilakukan setelah permintaan dari Prancis.
Menurut pernyataan jaksa publik Prancis pada Selasa, Prancis mulai menyelidiki Lockbit pada tahun 2020 dan menjadi rumah bagi lebih dari 200 korban geng itu, termasuk rumah sakit, balai kota, dan bisnis di seluruh negeri. Pada Januari 2022, Lockbit mengklaim di situs bocorannya telah meretas kementerian kehakiman Prancis.
Pada Rabu, polisi di Polandia mengidentifikasi anggota geng Lockbit yang ditangkap di sana sebagai seorang pria berusia 38 tahun di Warsawa. Seperti di Ukraina, penangkapan itu dilakukan bersama anggota unit siber khusus dari polisi Prancis, menurut pernyataan dan foto yang diterbitkan oleh polisi.
Menurut pernyataan dari polisi Prancis, juga diterbitkan pada Rabu, pasukan tugas "Operasi Cronos" dibentuk di bawah Europol menyusul panggilan dari penyelidik Prancis.