JAKARTA – Layanan penerjemah sering digunakan oleh masyarakat, bahkan oleh para pebisnis di seluruh dunia. Peran layanan ini cukup penting berdasarkan hasil survei yang dibuat oleh DeepL beberapa waktu lalu.
DeepL, layanan penerjemah berbasis Kecerdasan Buatan (AI), merilis laporan mengenai pengaruh lokalisasi bahasa bagi peningkatan Return of Investment (ROI). Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa ROI bisa meningkat hingga tiga kali lipat.
Founder dan CEO DeepL, Jarek Kutylowski, mengatakan bahwa Laporan Keadaan Penerjemah dan Lokalisasi menunjukkan peluang besar di balik penggunaan AI. Pemanfaatan teknologi ini bisa menguntungkan perusahaan kecil maupun besar.
“Keberhasilan bisnis berskala global sangat bergantung pada konten pemasaran yang relevan dengan konsumen lokal dan kesadaran para tim pemasaran akan besarnya potensi penggunaan penerjemahan berbasis AI,” kata Kutylowski.
Hubungan antara lokalisasi bahasa dan peningkatan ROI ini terjadi karena kebiasaan masyarakat. Saat ini, konsumen lebih kritis dalam memilih suatu produk untuk memahami kandungan, proses pembuatan, hingga materi dari pemasarannya.
Untuk mengamati tiga hal tersebut, masyarakat cenderung memilih produk dengan bahasa lokal. Tenaga pemasaran, dalam laporan tersebut, mengakui bahwa konten pemasaran untuk bahasa lokal dapat meningkatkan customer engagement.
BACA JUGA:
Sayangnya, proses lokalisasi bahasa tidak berjalan dengan mudah. Tenaga pemasaran biasanya membutuhkan kerja sama antara beberapa departemen sehingga prosesnya jauh lebih rumit. Terlebih lagi, jika perusahaannya berskala besar.
Dengan padatnya proses lokalisasi bahasa tersebut, tenaga pemasaran membutuhkan waktu yang sangat cepat untuk menerjemahkan produk mereka. Oleh karena itu, 98 persen responden membutuhkan layanan penerjemah berbasis AI.
Mayoritas tenaga pemasaran itu mengakui bahwa penerjemah berbasis AI mampu mengurangi waktu dan biaya mereka. Dampaknya, rata-rata proses lokalisasi bahasa bisa terpangkas dari 20,36 jam menjadi 14,37 jam.