Bagikan:

 JAKARTA – Bitera, fasilitas pusat data, mengumumkan bahwa mereka siap beroperasi di Jakarta. Kesiapannya ini diumumkan setelah Bitera melalui serangkaian pengujian sistem dan sertifikasi.

Pusat data tersebut telah menyelesaikan commissioning test tingkat 5 atau Integrated Systems Testing (IST) pada Januari lalu. Pengujian ini dilakukan oleh Commissioning Agents Inc. (CAI), agen peninjau sistem dan komponen pusat data asal Amerika Serikat.

Bitera sengaja dibangun di Jakarta karena nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS (Rp1,2 kuadriliun) di tahun 2022, menurut Structure Research. Angka ini menunjukkan bahwa potensi kebutuhan pusat data akan semakin meningkat.

“Indonesia, khususnya Jakarta, telah memainkan peran penting dalam ekonomi digital di Asia Pasifik. Kehadiran kami selaras dengan visi misi kami yaitu untuk mendukung ekonomi digital Indonesia dan pertumbuhan berkelanjutan dengan menunjang digitalisasi bisnis lokal dan lembaga keuangan,” kata CEO Bitera Tedy Harjanto.

Sesuai dengan misi pertumbuhan berkelanjutan, Tedy mengatakan bahwa Bitera mendukung isu lingkungan yang menjadi perhatian khusus. Bitera pun berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon agar mencapai Net Zero Emission di tahun 2060.

Maka dari itu, Bitera menggunakan sistem pendingin ramah lingkungan dengan netral karbon 100 persen yang berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pemanfaatan listrik ini memiliki Renewable Energy Certificate (REC) sehingga terjamin netral karbonnya.

Bitera, yang dibangun di daerah Kuningan, menawarkan beban IT kritis sebesar 20MW di lebih dari 8.600 meter persegi area dan kapasitasnya mencapai 4.000 rak. Pusat data ini memiliki status fasilitas Tier-III+ dan sertifikasi ISO 27001 dari Uptime Institute TCCD.

Fasilitas yang mendukung digitalisasi ini dibangun khusus dengan Service Level Agreement (SLA) dan dilengkapi dengan 8 lapis akses keamanan yang aktif sepanjang waktu. Pasokan listriknya disediakan dengan redudansi 2N dari gardu induk yang terdiversifikasi.