Bagikan:

JAKARTA - Laporan terbaru Kaspersky menyebutkan bahwa terdapat 426.930 deteksi ancaman online berhasil diblokir oleh solusi perusahan keamanan siber selama periode Januari hingga Desember tahun lalu.

Meskipun masih terlihat cukup banyak, jumlah tersebut menurun 28,30 persen jika dibandingkan 41.039.452 deteksi pada periode yang sama di tahun 2022.

Secara keseluruhan, 31,4 persen pengguna diserang oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari hingga Desember pada tahun 2023. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-86 di dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.

Lebih lanjut, Kaspersky mencatat bahwa sebagian besar upaya siber yang menargetkan pengguna online di Indonesia terjadi pada tahun 2021. 

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena peralihan ke sistem kerja jarak jauh yang banyak diterapkan oleh perusahaan dalam negeri sehingga menimbulkan banyak tantangan keamanan yang harus dihadapi.

Meski mengalami penurunan, Indonesia mencatat cukup banyak insiden siber yang menyasar individu maupun organisasi dalam beberapa waktu terakhir pada tahun lalu. 

“Penurunan ancaman online yang terdeteksi di Indonesia tidak boleh menjadi alasan untuk berpuas diri,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan yang diterima pada Senin, 5 Januari. 

Karena faktanya, prediksi peneliti Kaspersky tahun ini menjelaskan bahwa penjahat dunia maya akan terus memperkenalkan eksploitasi baru pada perangkat seluler, perangkat yang dapat dikenakan, dan perangkat pintar. 

“Keamanan siber di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ketika negara ini terus meningkatkan pertahanannya, kami mendesak semua sektor untuk konsisten dalam membangun pertahanan siber mereka,” pungkasnya.