Bagikan:

JAKARTA - Studi terbaru Kearney tentang "Regenerasi melalui PULSE rumah sakit digital: mencapai keunggulan operasional untuk memberikan perawatan berbasis nilai", menunjukkan bahwa rumah sakit kini mulai menyadari pentingnya transformasi digital.

Transformasi ini juga sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang mendorong rumah sakit untuk mengubah sistem layanan mereka menjadi Rumah Sakit Pintar, dengan memperkenalkan aplikasi Satu Sehat Mobile, sebagai perluasan dari aplikasi PeduliLindungi.

"Komitmen dan inisiatif pemerintah untuk mengubah fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit, sangat kami hargai karena telah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan," kata Shirley Santoso, Partner dan Direktur Utama Kearney dalam pernyataannya, dikutip Kamis, 7 Desember. 

Dalam studi ini, Shirley percaya bahwa dengan menggabungkan teknologi digital yang mutakhir, akan dapat mendekatkan akses pasien ke perawatan berbasis nilai tambah. 

“Memanfaatkan AI dapat membantu rumah sakit mengembangkan layanan, termasuk chatbot yang melibatkan pasien, bantuan keputusan klinis, penerjemahan bahasa, pemeriksa interaksi obat, dan penanganan pasien,” jelasnya lebih lanjut.

Selain itu, laporan Kearney juga menyoroti bahwa rumah sakit seringkali menghadapi berbagai rintangan, termasuk pendanaan yang tidak memadai, prioritas bisnis yang saling bertentangan, kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, dan terbatasnya kapasitas untuk menerjemahkan data ke dalam wawasan yang praktis.

Menurut penemuan studi Kearney, transformasi digital sistem kesehatan di Asia masih berada dalam tahap awal yang hanya memprioritaskan peningkatan proses, manajemen permintaan, kesehatan preventif, dan pemberdayaan teknologi. 

Dengan demikian, transformasi ini masih dikategorikan tertinggal dibandingkan dengan industri lain yang telah mencapai tahap kematangan digital, seperti telekomunikasi dan ritel. Maka dari itu, ada permintaan mendesak untuk layanan kesehatan digital yang membutuhkan penyesuaian dan otonom.