Bagikan:

JAKARTA - Seorang pejabat puncak Amerika Serikat mengatakan pada  Senin 27 November bahwa ancaman potensial yang ditimbulkan oleh perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) berarti perlindungan harus dibangun ke dalam sistem dari awal daripada ditambahkan nanti.

"Kita sudah menganggap wajar sebuah dunia di mana produk teknologi keluar dari jalur produksi penuh dengan kerentanannya, dan kemudian diharapkan konsumen memperbaiki kerentanan tersebut. Kita tidak bisa hidup dalam dunia seperti itu dengan AI," kata Jen Easterly, direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Amerika Serikat.

"AI terlalu kuat, bergerak terlalu cepat," katanya dalam wawancara telepon setelah melakukan pembicaraan di Ottawa dengan Sami Khoury, kepala Pusat Keamanan Siber Kanada.

Easterly berbicara pada hari yang sama ketika lembaga-lembaga dari 18 negara, termasuk Amerika Serikat, mendukung panduan keamanan siber AI yang baru dikembangkan oleh Inggris, yang berfokus pada desain, pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan yang aman.

"Kita harus mempertimbangkan keamanan sepanjang siklus hidup kemampuan AI tersebut," kata Khoury.

Pada awal bulan ini, para pengembang kecerdasan buatan terkemuka setuju untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam menguji model-model frontier baru sebelum mereka dirilis, demi membantu mengelola risiko dari teknologi yang berkembang pesat ini.

"Pada bulan ini, para pengembang AI terkemuka setuju untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk menguji model frontier baru sebelum dirilis guna membantu mengelola risiko dari teknologi yang berkembang dengan cepat ini," kata Easterly.