Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyindir kinerja PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau Telkom. Erick pun meminta Telkom memperbaiki kinerja perusahaan.

Sentilan yang dimaksud Erick, bertujuan agar Telkom tak tertinggal akibat disrupsi bisnis teknologi di era digital saat ini. Dalam menjalankan bisnisnya, Erick menyarankan agar Telkom tidak hanya bergantung pada pendapatan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). 

Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi menilai ada nuansa perbaikan perhatian dari Kementerian BUMN kepada PT Telkom. Pada era sebelumnya dia menilai Telkom hanya dipandang sebagai mesin pencetak keuntungan tanpa diperhatikan strategi bisnis dan pembinaannya. 

"Dari nuansa dan narasinya (Kementerian BUMN) perbaikan (perhatian pada Telkom), tapi perlu dilihat bagaimana faktanya. Kita sih semua berharap Telkom sebagai Indonesia flag carrier tetap maju dan eksis. Bahkan bisa menjadi holding untuk perusahaan telekomunikasi dan multimedia," ujar Heru dalam keterangannya.

Menurutnya, harapan Erick Thohir bahwa Tekom bergerak ke arah bisnis digital sebenarnya sejalan dengan strategi yang sudah dan sedang digalakkan PT Telkom. Namun, kata Heru, pada masa sebelumnya usaha ini tak didukung dengan perhatian. Ini terlihat dengan komposisi yang mengisi jajaran direksi dan komisaris Telkom di masa lalu.

"Ya kita lihat saja nanti ke depan kan akan RUPS. Akankah cara pandang pemerintah sama dengan sebelumnya atau berbeda. Dari nuansa dan narasinya perbaikan," kata Heru. 

Dia pun optimistis, dengan kepedulian dari Kementerian BUMN, Telkom akan mampu menjawab sentilan yang sebelumnya pernah dilontarkan Erick Thohir tentang pendapatan induk perusahaan yang kalah dibanding anak perusahaan mereka, yakni Telkomsel. "Kalau petinggi Telkom dan BUMN punya strategi jitu, dalam dua tahun pendapatan Telkom bisa menyamai Telkomsel sebenarnya," ungkap Heru optimistis. 

Bila dilihat sindiran Erick terhadap Telkom bisa dimaklumi. Pasalnya dalam lima tahun terakhir, kinerja keuangan Telkom memang cenderung melambat. Telkom diharapkan bisa segera bertransformasi dan mulai menggarap jasa berbasis teknologi serta informasi digital.

Saat penyelenggaraan Asian Games 2018, pihak panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud dari China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Padahal, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.

"Sebenarnya Telkom sudah memberikan layanan ke sana. Misal membangun data center, bahkan bukan cuma di Indonesia tapi juga di Singapura. Sudah memanfaatkan big data, ya meski memang monetisasi tidak mudah. Cloud computing juga persaingan tajam karena juga banyak yang memberikan layanan dan bisa lebih murah," kata dia. 

Namun lagi-lagi semua butuh sinergi dari seluruh pihak untuk meraih kesuksesan di bisnis telekomunikasi paling mutakhir. Sebab ranah bisnis ini begitu luas dan dinamis. Karenanya, langkah Kementerian BUMN yang memberi perhatian pada sektor bisnis telekomunikasi diharap akan membantu membawa angin perubahan bagi masa depan yang lebih baik di PT Telkom.