JAKARTA - Slingshot Aerospace, perusahaan analisis di luar angkasa, meluncurkan data dari satelit yang terlihat mencurigakan. Satelit ini adalah Luch-2, satelit mata-mata asal Rusia.
Slingshot mengatakan bahwa Luch-2 menunjukkan gelagat serupa pendahulunya, Luch-1. Dengan berbagai operasi yang hampir sama seperti pendahulunya, perusahaan ini khawatir Rusia melakukan spionase.
Dengan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI), Slingshot melacak beberapa manuver dari Luch-2. Sejak 26 September, satelit itu terlihat melayang ke arah barat dengan kecepatan 1 derajat per hari dan mulai melambat pada 2 Oktober.
Sejak bergerak melambat, Luch-2 memasuki lingkungan pesawat ruang angkasa GEO yang lain. Perilaku abnormal ini pun berhasil dideteksi oleh perangkat lunak otomatis milik Slingshot yang bisa melacak semua satelit.
Sejauh ini, Slingshot tidak menjelaskan satelit apa dan milik siapa yang mungkin sedang dimata-matai oleh Rusia. Namun, kabar ini menjadi informasi yang cukup penting dan berguna bagi keamanan luar angkasa.
Wakil Presiden Strategi dan Kebijakan Slingshot Audrey Schaffer mengatakan kepada Spacenews bahwa mereka tidak mengamati satelit itu pada awalnya. Mereka hanya memperhatikan perilaku abnormal dari satelit yang terlacak.
"Kami pikir wawasan ini dapat ditindaklanjuti, dari sudut pandang militer dan komersial," kata Schaffer.
Meski Luch-2 tidak terlalu dekat dengan satelit di sekitarnya, perilaku ini tetap perlu diperhatikan demi menjaga keamanan.
Salah satu bentuk keamanan yang Schaffer singgung adalah menjaga privasi komunikasi, terlebih untuk perusahaan satelit komunikasi komersial. Jika komunikasi bocor dan didengarkan oleh Rusia, permasalahan ini akan menjadi buruk.