JAKARTA - Dalam acara Amazon Cloud Day 2023, Amazon Web Services (AWS) merilis laporan terbaru yang mengungkapkan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan cloud serta teknologi berbasis cloud lainnya, diproyeksikan akan menghasilkan hingga Rp79,6 triliun setiap tahunnya pada 2030.
Laporan yang diprakarsai oleh AWS dan diselenggarakan oleh Accenture yang berjudul "Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses” ini menjabarkan potensi manfaat dari migrasi cloud terhadap UMKM dalam menjawab berbagai isu kemasyarakatan.
Laporan tersebut menyebutkan, beberapa manfaat penggunaan teknologi cloud untuk UMKM, di antara lain untuk memfasilitasi konsultasi kesehatan, meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan teknik agrikultur presisi, dan masih banyak lagi.
Di sektor pelayanan kesehatan misalnya, cloud diberdayakan untuk membantu menjawab salah satu tantangan utama, yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal.
Dengan demikian, UMKM diestimasikan mampu menghasilkan hingga Rp6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan, serta mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh di Indonesia pada 2030.
BACA JUGA:
Sedangkan di sektor pendidikan, cloud diberdayakan untuk membantu menjawab tantangan aksesibilitas serta inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital.
Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp15 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pendidikan serta menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030.
Sementara, di sektor agrikultur, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab permasalahan terkait kekurangan makanan, termasuk melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang mengedepankan data seperti solusi-solusi AI.
Adapun dampak lainnya adalah menciptakan 17,6 juta lapangan pekerjaan di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan agrikultur, atau setara dengan 12 persen dari total lapangan pekerjaan di Indonesia.