JAKARTA - Jamie Coutts, seorang analis dari Bloomberg Intelligence, telah meramalkan pertumbuhan yang signifikan dalam adopsi stablecoin setelah hambatan regulasi di AS diatasi. Ia mengungkapkan bahwa "adopsi (stablecoin) secara diam-diam akan meledak."
Coutts berpendapat bahwa penggunaan stablecoin bisa jadi akan melampaui penggunaan bitcoin, terutama karena lebih banyak perusahaan seperti Paypal yang mulai mengintegrasikan aset ini ke dalam sistem pembayaran mereka.
Dalam pandangan Coutts, meskipun pasar stablecoin baru-baru ini menghadapi tantangan akibat ketidakjelasan regulasi di AS, penggunaan alat ini akan terus berkembang di masa depan. Ia percaya bahwa walaupun menghadapi tantangan peraturan di AS yang sedang berkembang, metode pembayaran ini kemungkinan akan diadopsi oleh perusahaan besar seperti Paypal, Visa, dan Mastercard.
Dalam analisisnya, Coutts mengakui bahwa pasar stablecoin telah tumbuh pesat selama tahun 2022, dengan total pembayaran menggunakan stablecoin di berbagai jaringan blockchain mencapai hampir 6,9 triliun dolar AS (sekitar Rp105 kuadriliun). Meski begitu, jumlah ini mengalami penurunan tajam sebesar 80% dari tahun ke tahun.
Coutts meyakini bahwa stablecoin siap untuk "meledak" karena semakin banyak institusi yang ingin mengikuti tren ini. Perusahaan seperti Paypal telah mengambil langkah maju dengan menerbitkan stablecoin internal bernama PYUSD. Selain itu, Visa dan Mastercard juga telah berinvestasi untuk mengintegrasikan layanan mereka ke dalam jaringan terbuka.
BACA JUGA:
“Perusahaan pembayaran yang tidak mengikuti tren adopsi stablecoin bisa tertinggal dalam skala pertumbuhan yang terjadi,” ujar Coutts.
Namun, Coutts mengindikasikan bahwa pertumbuhan pasar stablecoin mungkin terbatas oleh kapasitas blockchain untuk menangani lonjakan ini. Jaringan terbuka mungkin tidak memiliki skalabilitas sebanding dengan jaringan seperti Visa atau Mastercard, yang dapat memproses lebih banyak transaksi dengan lebih sedikit kerumitan.
Coutts menyoroti bahwa Ethereum dan teknologi lapisan ekspansi L2 seperti Arbitrum, Optimisme, dan Base akan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini. Peningkatan di masa depan akan membuat transaksi di lapisan L2 menjadi lebih murah melalui teknologi proto-danksharding, juga dikenal sebagai EIP-4844.
Terakhir, Coutts menjelaskan bahwa adopsi stablecoin memiliki potensi untuk melampaui adopsi Bitcoin tergantung pada kondisi pasar.
“Tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan stablecoin dapat melebihi Bitcoin dalam 3-5 tahun ke depan berkat efek jaringan pembayaran dan integrasi dengan perusahaan besar seperti Paypal, Visa, dan Shopify. Kemajuan dalam skala juga akan menjadi fondasi penting bagi adopsi ini ke dalam arus utama,” papar Coutts.