JAKARTA - Saat ini, Indonesia memiliki bursa kriptonya sendiri. Hadirnya bursa aset kripto, lembaga kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto dapat menguatkan ekosistem kripto di Indonesia.
Apa yang harus dipertimbangkan saat bertransaksi di bursa kripto?
Melansir dari situs resmi Indodax, kripto adalah sebuah komoditi tidak berwujud yang berbentuk aset digital, menggunakan kriptografi, jaringan peer-to-peer, dan buku besar yang terdistribusi, untuk mengatur penciptaan unit baru, memverifikasi transaksi, dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak ketiga.
Namun, karena fluktuasi harga yang tinggi, kripto sering dijadikan sebagai media kejahatan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Hadirnya bursa kripto di Indonesia dapat mencegah kejahatan terkait kripto. Namun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi penambahan biaya jika bertransaksi melalui bursa yang diperkirakan sebesar 0.02 persen untuk biaya bursa, depository dan kliring.
Banyak exchanger, termasuk Indodax dan Tokocrypto, yang merasa bahwa penambahan biaya ini tentunya dapat memberatkan para trader di Indonesia.
BACA JUGA:
Maka dari itu, Indodax sendiri megatakan akan mensubsidi biaya tambahan ini sehingga customer tidak dikenakan biaya tambahan. Tujuannya adalah untuk memastikan para pelanggan tetap bertransaksi di dalam negeri dan tidak lari bertransaksi di luar negeri.
Di sisi lain, menanggapi tentang penambahan harga ini, Tokocrypto mengaku akan menjamin akses yang murah dan mudah untuk melakukan investasi serta trading kripto bagi semua orang.