Bagikan:

JAKARTA - Apple membagikan dokumen bertajuk A Day in the Life of Your Data (Satu Hari dalam Kehidupan Data Anda). Dokumen tersebut mengungkapkan bagaimana Facebook mengambil dan melacak data pengguna lewat web dan aplikasinya.

Apple mengungkapkan bahwa ada sekitar 6 jenis tracker (pelacak) data yang diselipkan dalam aplikasi. Tracker yang sengaja disisipkan itu bertujuan untuk mengambil informasi pribadi milik pengguna, seperti kebiasaan belanja dan bepergian.

Data pengguna yang sudah diambil itu dikumpulkan, dibagikan, diagregasi dan dimonetasi. Bisnis pengolahan data tersebut diprediksi bernilai tinggi, sekitar 227 miliar dolar AS atau setara RP 3.177 triliun untuk setiap tahunnya.

Dokumen yang disodorkan Apple itu mengatakan bahwa pengumpulan data pengguna berasal dari aktivitas sehari-hari pengguna. Hal ini kerap dilakukan secara diam-diam sehingga pengguna tidak menyadari aktivitas pengambilan datanya.

Salah satu contohnya adalah ketika pengguna mengambil foto selfie. Saat foto sedang diedit menggunakan filter bawaan yang ada di dalam aplikasi, pada saat itu juga aplikasi pintu akses pelacak terbuka sehingga bisa mengakses seluruh fotor dan metadata yang disematkan dalam galeri.

Apabila pengguna memposting foto tersebut ke media sosial, aplikasi itu bakal menyambungkan aktivitas pengguna di internet dengan sejumlah data lain yang telah diambil dari aplikasi lain, termasuk nomor telepon dan demograf.

Pengambilan data ini ditujukan untuk kepentingan iklan. Sehingga iklan bisa ditampilkan di pengguna smartphone secara tepat dan lebih spesifik. Contoh lainnya, seorang ayah yang mempunyai anak bakal disodorkan berbagai iklan mainan yang bisa dibeli di toko terdekat.

Dokumen yang diungkapkan Apple pada hari Hak Privasi Data Internasional itu membuat Apple menerapkan kebijakan demi melindungi privasi dan data penggunanya dengan cara menampilkan permintaan izin dari aplikasi pihak ketiga sebelum mengambil data. Tindakan ini memantik perselisihan dengan bos Facebook.