Bagikan:

JAKARTA - Ripple, perusahaan yang beroperasi di bidang blockchain, telah disebut oleh Bank of America (BofA) sebagai contoh perusahaan yang memberikan dampak melalui penggunaan teknologi blockchain dalam pembayaran lintas batas.

Dalam laporan terbarunya, analis BofA menyatakan bahwa Ripple merupakan pengecualian dalam hal efek blockchain yang relatif sederhana terhadap sistem pembayaran internasional, terutama di wilayah Asia Pasifik (APAC).

"Teknologi lain yang memiliki efek pada aktivitas real-time di APAC, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada API (antarmuka pemrograman aplikasi), adalah blockchain. Teknologi ini digunakan sebagai langkah keamanan yang mendasari transaksi tertentu, tetapi tidak memiliki tingkat keberhasilan seperti yang disarankan oleh hype sebelumnya, catat Venkat, analis BofA.

Namun, Ripple menjadi pengecualian dalam konteks pembayaran lintas batas. Meskipun dampaknya terbatas, Ripple telah berperan penting dalam inovasi pembayaran lintas batas, terutama dengan adanya SWIFT GPI (inovasi pembayaran global) yang cepat sebagai solusi yang lebih disukai untuk melacak dan melacak pembayaran lintas batas.

Bank of America juga mencatat bahwa di wilayah Asia Pasifik, yang merupakan salah satu pionir teknologi keuangan, kemungkinan besar akan meninggalkan penggunaan uang tunai fisik. Berbagai opsi pembayaran digital, mulai dari pembayaran konsumen melalui kode QR di perangkat seluler hingga mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC) dan kripto, membuka peluang baru bagi semua pemangku kepentingan untuk mengurangi ketergantungan pada uang tunai fisik.

Perkembangan ini menunjukkan adanya pergeseran menuju teknologi keuangan digital di wilayah Asia Pasifik, dengan teknologi blockchain tetap menjadi faktor penting dalam beberapa kasus penggunaan seperti pembayaran lintas batas.