Bagikan:

JAKARTA – Sebuah survei global tahunan yang dilakukan oleh Lenovo berjudul "Lenovo Global Study of CIOs" ini mengungkapkan, terlepas dari tantangan ekonomi dan tantangan anggaran teknologi informasi, para Chief Information Officer (CIO) di dunia optimis tentang kekuatan teknologi dalam memberikan sebuah nilai bagi organisasi mereka.

Namun, terlepas dari optimisme mereka, risiko teknologi juga nyata, karena 83 persen CIO mengaku khawatir anggaran tidak akan cukup untuk berinvestasi dengan benar dalam inovasi dan transformasi digital, dan hampir setengahnya yaitu 48 persen CIO mengatakan mereka “sungguh” atau “sangat” khawatir.

Laporan tahunan edisi kedua dari Lenovo Global Study of CIOs ini juga menemukan bahwa para CIO (48 persen) lebih cenderung memprioritaskan inovasi dalam teknologi baru daripada mengoptimalkan teknologi yang sudah digunakan saat ini.

“Pekerjaan CIO semakin sangat menuntut, dan dari hasil temuan menunjukkan bahwa sebagai dampaknya, mereka mengambil risiko yang semakin meningkat. Semakin kompleks lanskap teknologi, semakin menantang bagi CIO untuk melakukan transformasi digital di seluruh organisasi dan memprioritaskan inisiatif dan investasi yang akan memberikan hasil untuk bisnis,” kata President of Lenovo Solutions and Services Group Ken Wong, dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta.

Lebih lanjut, survei tersebut juga menyebutkan bahwa untuk memitigasi potensi risiko, 81 persen CIO sangat fokus untuk memastikan aset teknologi dan tim mereka menjadi lebih gesit dan tangguh.

Maka dari itu, tidak mengherankan jika CIO beralih ke penawaran “as Service” (aaS) untuk aset teknologi mereka.

Menerapkan solusi aaS dapat menyederhanakan dan mengoptimalkan segalanya, memungkinkan para pemimpin teknologi informasi untuk fokus pada inovasi dan lebih tanggap dalam merespons perubahan organisasi mereka.

Sebagian besar (92 persen) CIO sedang mempertimbangkan untuk menambahkan solusi aaS baru ke dalam aset teknologi mereka selama dua tahun ke depan.