Google Cari Masalah dengan Microsoft, Diduga Lakukan Praktik Anti Persaingan Cloud
Google mengeluhkan kepada Komisi Perdagangan Federal (FTC), Amerika Serikat (AS) tentang praktik anti persaingan yang dilakukan oleh Microsoft, (foto: dok. google)

Bagikan:

JAKARTA - Google mengeluhkan kepada Komisi Perdagangan Federal (FTC), Amerika Serikat (AS) tentang praktik anti persaingan yang dilakukan oleh Microsoft, terhadap bisnis komputasi awan atau cloud.

Dalam surat yang dikirim kemarin untuk FTC, Google menyatakan Microsoft telah menggunakan pembatasan lisensi perangkat lunak untuk membuat pelanggan tetap terkunci dalam layanan cloud-nya, Azure.

Google mempermasalahkan Microsoft yang menggunakan produk Windows Server dan Office untuk mempertahankan klien di Azure, dan berpendapat, kontrol perusahaan menghadirkan risiko keamanan nasional.

Klaim itu menyoroti serangan siber berturut-turut terjadi yang melibatkan produk Microsoft, termasuk pelanggaran SolarWinds. Microsoft dan Google sama-sama memiliki praktik keamanan siber aktif yang merespons dan meneliti ancaman siber.

Surat Google didorong oleh permintaan FTC pada 22 Maret, untuk mengomentari bagaimana praktik bisnis penyedia cloud memengaruhi persaingan dan keamanan data.

Dan itu bukan satu-satunya pengajuan yang menimbulkan kekhawatiran tentang persaingan platform cloud.

Lebih dari dua dekade yang lalu, bisnis Windows ditemukan pernah terlibat dalam perilaku anti persaingan yang melanggar hukum terkait dengan komputer pribadi.

Sementara, Google sendiri juga merupakan target dari berbagai investigasi antimonopoli, yang sebagian besar terjadi di seluruh pasar AS dan Eropa.

Raksasa Mountain View, California, AS itu telah mengajukan keberatan serupa kepada regulator Eropa awal bulan ini.

Microsoft, menurut Google diduga membebankan biaya tambahan kepada penyedia cloud pihak ketiga untuk menjalankan perangkat lunaknya, biaya yang tidak ditanggung pelanggan jika mereka menjalankan perangkat lunak yang sama di platform Azure. Demikian dikutip dari CNBC Internasional dan The Register, Kamis, 22 Juni.