JAKARTA - Dalam acara Grow with Google Kamis kemarin, Google merilis sebuah survei yang dilakukan oleh Economist Impact, tentang memahami pandangan perusahaan dan pakar industri terkait kesenjangan keterampilan karyawan di kawasan Asia Pasifik (APAC).
Survei yang melibatkan 1,375 karyawan di Asia Pasifik (APAC), termasuk 100 karyawan dari Indonesia, perusahaan dan pakar industri ini mengungkapkan bahwa, baik perusahaan atau karyawan sama-sama kurang memahami keterampilan di masa depan dan cara terbaik untuk mengembangkannya.
Pada sebagian kasus, juga terdapat perbedaan ekspektasi antara apa yang diinginkan oleh perusahaan dan apa yang dipandang oleh karyawan sebagai hal yang penting.
Memahami kesenjangan ini sangat penting dalam mewujudkan tenaga kerja yang siap untuk ekonomi di masa mendatang Artikel ini-salah satu dari seri 12 laporan negara-membedah berbagai masalah ini di Indonesia.
Adapun temuan utama dari penelitian ini adalah, karyawan Indonesia menganggap keterampilan digital (60%) merupakan area fokus utama untuk upskilling. Di antara semua ini, beberapa keterampilan digital dasar adalah hal utama bagi 88.3% pekerja Indonesia.
BACA JUGA:
Kemudian, seiring dengan pemerataan digitalisasi, keterampilan yang lebih tinggi akan semakin dibutuhkan di setiap negara Karyawan menganggap kemampuan analisis dan visualisasi data (56.7%), IT support (51.79%), serta pemasaran digital dan e-commerce (48.3%) adalah keterampilan teknologi tinggi yang sangat penting untuk dimiliki.
Lebih lanjut, penelitian menyebutkan juga bahwa banyak pekerja yang memiliki ekspektasi tinggi dari perusahaan mereka dan yakin bahwa perusahaan harus mendukung perkembangan mereka dengan menyediakan informasi tentang keterampilan (57%), melalui insentif finansial (54%), penghargaan (43%), dan mendukung kesehatan mental mereka (35%).