Tolak Bertanding Usai Dicurangi, Timnas Valorant Indonesia: Emas dan Perak Bukan Lagi yang Kami Perjuangkan
Foto atlet Valorant bersama dengan pelatih dan tim (foto: Instagram Richard Permana)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah panjangnya drama pertandingan Valorant di Grand Final SEA Games Kamboja 2023, timnas Indonesia memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan ulang ketika diminta oleh wasit dan penyelenggara. 

Pada pertandingan Grand Final yang berlangsung 10 Mei kemarin, tim Singapura diklaim menggunakan bug abuse yang sangat merugikan Indonesia. Karena keluhannya tidak digubris panitia, akhirnya DelB dan kawan-kawan memutuskan untuk melakukan technical pause di tengah match kedua. 

Karena memutuskan tidak melanjutkan pertandingan, Indonesia dipastikan akan membawa pulang medali perak untuk tanah air. 

"Tim Valorant memutuskan untuk tidak melanjutkan kompetisi, iya fix dapat perak," kata Staf Khusus Kesekjenan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), Debora Imanuella kepada VOI ketika dikonfirmasi, Kamis, 11 Mei.

Debora juga mengungkapkan bahwa saat ini semua atlet, pelatih dan tim merasa kecewa terhadap keputusan wasit yang menganggap bahwa penggunaan bug abuse oleh Singapura adalah pelanggaran sepele. 

"Mereka Kecewa tapi mereka bangga bahwa mereka melakukan ini karena mereka menjunjung tinggi fairplay dan sportmanship. Mereka sudah melakukan tindakan yang sangat berani," tambahnya. 

Meskipun demikian, Sekjen PBESI Frengky Ong mengaku bahwa sekarang bukan hanya soal medali, namun menjaga harkat dan martabat bangsa Indonesia lah yang terpenting. 

"Anak-anak semua masih menangis. Bangga banget punya Atlet dan Pelatih seperti mereka, berjuang bersama," ungkap Frengky dalam cerita Instagram nya. 

"Kami atlet dan pelatih Valorant sepakat bahwa untuk tidak melanjutkan pertandingan, yang kami perjuangkan emas atau silver sekarang bukan tetapi kehormatan Bangsa dan Negara Indonesia, dan lebih luas lagi kami memperjuangkan dan menjaga olahraga Esports yg harus mempunyai Kehormatan, Intregitas dan Fairplay yg tidak boleh mentolerir segala bentuk kecurangan, ini akan menjadi catatan bersejarah bagi dunia esports bahwa medali bukan segalanya," tulis Frengky, berdasarkan apa yang dikatakan oleh para atlet dan pelatih.