Bagikan:

JAKARTA - Minggu depan, tepat pada 20 April, langit siang Indonesia akan disuguhkan fenomena langka Gerhana Matahari Hibrid, merupakan dua peristiwa gerhana yang terjadi sekaligus.

Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat sejajar sehingga di tempat tertentu akan terjadi peristiwa piringan Bulan, lebih kecil daripada piringan Matahari.

Di lokasi tertentu lainnya, juga akan terjadi peristiwa piringan Bulan yang dapat terlihat dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

Peristiwa itu akan menampilkan Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin, yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dikutip Rabu, 12 April,  peristiwa Gerhana Matahari Hibrid ini relatif terjadi cukup langka.

Saat Gerhana Matahari Hibrid terjadi, akan terbentuk tiga macam bayangan Bulan, yakni antumbra, penumbra, dan umbra. Di wilayah yang terlewati antumbra, Gerhana Matahari Cincin akan muncul.

Sementara di wilayah penumbra, Gerhana Matahari Sebagian akan hadir. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, Gerhana Matahari Total akan terlihat.

Meski demikian, posisi pengamatan juga akan memengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan diamati. Jadi dikatakan BMKG, masyarakat tidak dapat melihat kedua gerhana secara bersamaan dan di lokasi yang sama.

Di wilayah Indonesia sendiri, Gerhana Matahari Sebagian dapat diamati di Aceh (10.43 WIB), Sumatera Utara (10.24 WIB), Sumatera Barat (11.40 WIB), Sumatera Selatan (10.42 WIB), Riau (10.47 WIB), Bengkulu (10.41 WIB), Jambi (10.43 WIB), Kepulauan Riau (10.53 WIB), Lampung (10.41 WIB), Bangka Belitung (10.50 WIB), Banten (10.43 WIB), Jawa Barat (10.43 WIB), Jawa Tengah (10.46 WIB), Jawa Timur (10.49 WIB), DI Yogyakarta (10.48 WIB), Kalimantan Barat (11.00 WIB), Kalimantan Tengah (11.00 WIB), Kalimantan Selatan (12.05 WITA), Kalimantan Timur (12.12 WITA), dan Kalimantan Utara (12.25 WITA) serta Bali (11.55 WITA).

Selain itu, wilayah Nusa Tenggara Barat (11.58 WITA) dan Nusa Tenggara Timur (12.02 WITA), Sulawesi Barat (12.14 WITA), Sulawesi Selatan (12.12 WITA), Sulawesi Tengah (12.22 WITA), Sulawesi Utara (12.33 WITA) dan Sulawesi Tenggara (12.18 WITA), Gorontalo (12.29 WITA), Maluku (13.24 WIT), Maluku Utara (13.29 WIT), Papua (13.51 WIT) serta Papua Barat (13.45 WIT). Pun di DKI Jakarta masyarakat dapat menyaksikan pada pukul 10.45 WIB.

Sementara untuk Gerhana Matahari Total hanya dapat diamati di daerah Biak dan Pulau Kisar, antara pukul 13.57 WIT dan 13.22 WIT, yang berlangsung sekitar 1 menit lebih dikit.

Sayangnya, Gerhana Matahari Cincin tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia. Di samping itu, BMKG memperingatkan masyarakat untuk tidak melihat proses Gerhana Matahari langsung karena radiasi Matahari dapat merusak mata.

Jika ingin melihatnya, masyarakat sebaiknya menggunakan kacamata khusus yang menggunakan filter, atau dapat langsung melihatnya melalui layanan streaming BMKG di sini.