Bagikan:

JAKARTA - Chatbot Kecerdasan Buatan (AI) milik Google, Bard mungkin akan segera sejajar dengan Bing Chat, berkat perubahan model bahasanya yang baru.

Diketahui saat ini, Bard menggunakan model LaMDA (Model Bahasa untuk Aplikasi Dialog) yang hanya memiliki kumpulan data relatif kecil.

Namun sekarang, CEO Google Sundar Pichai telah memutuskan untuk menggabungkan PaLM (Model Bahasa Pathways) untuk meningkatkan kemampuan matematika dan logika, dengan coding.

Dalam sebuah wawancara dengan NYTimes belum lama ini, Pichai mengatakan Google jelas memiliki model yang lebih mumpuni dan sengaja memilih versi LaMDA yang ringan dan efisien untuk memulai dan melihat timbal baliknya.

"Dan bagi saya, penting untuk tidak menempatkan model yang lebih mumpuni sebelum kami dapat sepenuhnya memastikan bahwa kami dapat menanganinya dengan baik. Kita semua berada di tahap yang sangat, sangat awal," ujar Pichai.

Dia menambahkan, Google berhati-hati dalam memperkenalkan Bard, dan ingin mendapatkan model yang lebih kompleks dengan benar daripada berfokus untuk menjadi yang pertama, atau kalah dalam perlombaan AI yang sedang berlangsung.

"Kami jelas memiliki model yang lebih mumpuni. Sebentar lagi, mungkin akan ditayangkan, kami akan meningkatkan Bard ke beberapa model PaLM kami yang lebih mumpuni. Jadi Anda akan melihat kemajuan berikutnya. Tapi saya tidak ingin hanya siapa yang duluan, tetapi melakukannya dengan benar sangat penting bagi kami," jelas Pichai.

Lebih lanjut, Pichai menyatakan, PaLM akan menghadirkan lebih banyak kemampuan, baik dalam penalaran atau pengkodean.

Sementara tahun lalu, Google mengatakan PaLM mampu melakukan lebih dari itu, seperti Penjawaban Pertanyaan, Parsing Semantik, Peribahasa, Aritmatika, Penyelesaian Kode, Pengetahuan Umum, Pemahaman Membaca, Peringkasan, Rantai Inferensi Logis, Penalaran Akal Sehat, Pengenalan Pola, Terjemahan, Dialog, Lelucon Penjelasan, QA Fisika, dan Pemahaman Bahasa.

Kemampuan itu tercipta karena didukung oleh arsitektur AI generasi berikutnya yang disebut Pathways, dapat melatih satu model untuk melakukan ribuan atau jutaan hal, dibandingkan dengan pendekatan individual saat ini, seperti dikutip dari 9to5Google, Sabtu, 1 April.

Pichai melanjutkan, Bard juga telah terintegrasi ke produk lain seperti Gmail yang mulai diluncurkan ke sejumlah penguji tepercaya. Alat itu akan membantu melakukan hal-hal seperti menulis draf email saat diminta dengan informasi tentang nada dan materi pelajaran.

Diketahui, Bard diluncurkan ke masyarakat umum pada awal Maret. Tetapi Bard tak langsung mendapatkan tanggapan yang cukup baik, karena tidak memiliki kemampuan pengkodean yang sama dengan ChatGPT.

Menanggapi itu, Google mengungkapkan pengkodean akan segera hadir, sekaligus menambahkan AI generatif ke Android Studio untuk pengembangan aplikasi dalam waktu dekat.

Bard juga disebut jauh dari pesaingnya Bing Chat, sebab Bard belum menawarkan jawaban mendetail untuk pertanyaan yang disediakan oleh chatbot milik Microsoft itu.

Kepala Periklanan dan Layanan Web Microsoft Mikhail Parakhin pernah sempat menyinggung, di mana posisi Bard masih cukup jauh di belakang Bing Chat.