Bagikan:

JAKARTA - Krisis di sektor perbankan Amerika Serikat semakin menguat dengan runtuhnya tiga bank besar dalam seminggu terakhir. Selain itu, bank First Republic juga mendapat penyelamatan, sementara Credit Suisse menerima 50 miliar franc Swiss dari Bank Nasional Swiss.

Meskipun telah diberikan bantuan dan harapan bahwa bank sentral akan menyuntikkan likuiditas hingga 2 triliun dolar AS (setara Rp30,7 kuadriliun) setelah dibentuknya Bank Term Funding Programme, industri perbankan masih belum keluar dari masalah. Studi terbaru menunjukkan bahwa 186 institusi perbankan Amerika Serikat mengalami risiko keuangan yang sama yang menyebabkan kegagalan Silicon Valley Bank.

CEO Tesla, Elon Musk, baru-baru ini kembali mengkritik Federal Reserve di Twitter. Musk sebelumnya telah mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga oleh bank sentral pada bulan Desember dapat meningkatkan risiko resesi.

Setelah The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, Musk kembali menyatakan pandangannya bahwa kenaikan suku bunga itu mungkin akan menjadi yang paling merusak dalam sejarah. Musk mengkritik bank sentral AS dalam sejumlah tweet viral terkait lambatnya data yang dikeluarkan oleh The Fed.

“The Fed beroperasi dengan terlalu banyak latensi dalam data mereka. Tarif harus segera turun,” tulis Musk dalam komentar Twitter, 18 Maret 2023.

Musk menyarankan agar Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengubah jaminannya menjadi tak terbatas untuk menghentikan bank run. Sebagai informasi, bank run adalah fenomena di mana sejumlah besar nasabah bank menarik simpanan mereka secara bersama-sama dalam waktu singkat karena khawatir bahwa bank tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya. Bank run biasanya terjadi ketika muncul spekulasi yang menyebarkan rumor bahwa bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau ketidakmampuan membayar hutang.

Selanjutnya, Musk menambahkan bahwa Treasury harus menghentikan penerbitan tagihan dengan imbal hasil yang terlalu tinggi sehingga tidak masuk akal untuk menyimpan uang dalam rekening tabungan bank dengan suku bunga rendah. Musk juga mengkritik lambatnya data yang dikeluarkan oleh bank sentral AS dan mengatakan bahwa suku bunga harus turun segera.

Komentar Musk tentang obligasi Treasury mengacu pada tagihan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kebijakan ketat moneter Fed. Studi tentang 186 bank yang mengalami masalah keuangan yang sama menunjukkan bahwa obligasi Treasury dengan jangka waktu 10 hingga 20 tahun dan 20 tahun ke atas telah kehilangan sekitar 25 persen hingga 30 persen dari nilai pasar mereka.

"Secara keseluruhan, seperti yang terlihat, ketatnya kebijakan moneter The Fed menyebabkan penurunan nilai yang signifikan pada aset jangka panjang," jelas studi tersebut.

Musk secara terus-menerus mengkritik kampanye kenaikan suku bunga yang cepat oleh bank sentral AS. Pada tanggal 13 Januari 2023, Musk menanyakan apa yang akan terjadi pada tahun 2009 jika Fed menaikkan suku bunga daripada menurunkannya.

Dalam tweet lanjutan, Musk menambahkan, "Semakin tinggi suku bunga, semakin keras jatuhnya." Kritik Musk terhadap The Fed menunjukkan bahwa ia merasa bank sentral AS terlalu lambat dalam mengatasi masalah keuangan sektor perbankan dan perlu mengambil tindakan secepatnya.