Poolz Finance Kehilangan Rp5,9 Miliar Setelah Diretas <i>Hacker</i>
Hacker retas platform kripto Poolz Finance. (Foto; Dok. News BTC)

Bagikan:

JAKARTA - Platform Web3 lintas jaringan Poolz Finance (POOLZ) mengalami kerugian sebesar 390.000 dolar AS (Rp5,9 miliar) akibat insiden peretasan pada tanggal 16 Maret yang dilaporkan oleh Forkast News. Peretasan dilakukan pada protokol penyerahan token Poolz Finance pada jaringan Binance Smart Chain (BNB) dan Polygon (MATIC), demikian disampaikan oleh Forkast News.

Awalnya, insiden ini pertama kali ditemukan oleh PeckShield, seorang ahli kripto, yang kemudian memberikan peringatan kepada Poolz Finance melalui sebuah tweet. Menurut PeckShield, analisis awal menunjukkan bahwa peretasan pada Poolz Finance disebabkan oleh masalah overflow aritmatika klasik, yang dieksploitasi untuk menguras dana dari kontrak. PeckShield juga menandai tautan bscscan yang menunjukkan kode repetitif dari serangan tersebut.

Poolz Finance berperan sebagai platform pendanaan bersama terdesentralisasi, yang telah membantu 96 proyek untuk melakukan penawaran pertukaran awal sejak diluncurkan. Dalam respons terhadap insiden tersebut, Poolz Finance melalui tweet mengatakan bahwa mereka telah menandai alamat peretas dan membekukan semua transfer token POOLZ pada ChainPort bridge.

Poolz Finance juga menambahkan bahwa mereka akan menciptakan kontrak cerdas baru untuk token POOLZ dan akan mengeluarkan token tersebut kepada semua alamat yang terdaftar pada blok terakhir sebelum insiden peretasan terjadi.

Namun demikian, menurut data CryptoSlate, token POOLZ mengalami penurunan sebesar 97,25 persen dalam 24 jam terakhir. Sebelum insiden peretasan terjadi, token POOLZ diperdagangkan dengan harga sedikit lebih dari 4 dolar AS (Rp61.500-an), namun pada saat ini token tersebut hanya diperdagangkan seharga 2,7 dolar AS (Rp40 ribuan). Metrik CryptoSlate juga menunjukkan bahwa token POOLZ mengalami penurunan sebesar -10,19 persen dan -96,96 persen dalam satu jam terakhir dan tujuh hari terakhir, secara berturut-turut.

Kasus peretasan pada Poolz Finance menunjukkan bahwa keamanan dalam dunia kripto menjadi hal yang sangat penting. Karena transaksi pada dunia kripto dilakukan secara online, maka sistem keamanan harus benar-benar kuat untuk mencegah peretasan.

Sebagai konsekuensinya, perusahaan kripto harus selalu memperbarui sistem keamanan mereka dan memastikan keamanan dan keandalan dalam sistem mereka, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya peretasan. Kepada masyarakat, penting untuk selalu waspada dan memilih platform kripto yang terpercaya untuk meminimalkan risiko kerugian.