Bagikan:

JAKARTA - Mengikuti umpan balik yang diberikan oleh Dewan Pengurusnya, Meta akhirnya memperbarui sistem penalti Facebook kepada pengguna yang melanggar kebijakannya, agar lebih efektif dan adil.

“Dengan pembaruan ini, kami masih dapat menjaga keamanan aplikasi kami sekaligus memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri,” kata Monika Bickert, Wakil Presiden Kebijakan Konten dalam blognya, dikutip Minggu, 26 Maret.

Dengan sistem baru ini, Meta mengatakan akan fokus untuk membantu penggunanya agar lebih memahami alasan perusahaan itu menghapus konten mereka di Facebook, yang juga terbukti lebih efektif dalam mencegah pelanggaran berulang, daripada membatasi kemampuan mereka untuk mengunggah konten.

Raksasa teknologi itu mengaku masih akan tetap menerapkan pembatasan akun yang biasanya akan diberikan kepada akun setelah mereka melakukan pelanggaran ketujuh secara terus menerus.

Untuk pelanggaran yang lebih serius, seperti memposting konten yang mencakup terorisme, eksploitasi anak, perdagangan manusia, promosi bunuh diri, eksploitasi seksual, penjualan obat-obatan non-medis, atau promosi individu dan organisasi berbahaya, Meta akan terus menerapkan konsekuensi langsung, termasuk penghapusan akun.

Analisis Meta menyebutkan bahwa ada hampir 80% pengguna dengan jumlah teguran yang rendah tidak akan kembali melanggar kebijakan perusahaan dalam 60 hari ke depan. Artinya, sebagian besar orang menanggapi peringatan tersebut dengan baik.

Namun pada saat yang sama, beberapa orang masih terus memposting konten yang melanggar. Untuk itu, tim analisis Meta menunjukkan bahwa menerapkan hukuman yang lebih berat pada teguran ketujuh adalah cara yang lebih efektif untuk memberikan panduan yang dibutuhkan pengguna, sambil tetap menyingkirkan akun jahat.

“Selain lebih efektif, perubahan ini akan lebih adil bagi orang-orang yang mungkin terkena dampak yang tidak proporsional dari sistem lama kami, terutama saat kami membuat keputusan moderasi yang salah atau melewatkan konteks,” tambahnya.

Sebelumnya, sistem Meta akan menggunakan hukuman yang panjang, seperti pemblokiran 30 hari, yang menyebabkan pengguna tidak dapat membuat konten.

Namun, pembatasan ini membuat jengkel orang-orang yang bermaksud baik tapi melakukan kesalahan yang tidak disengaja.

“Sistem baru kami, yang mengurangi jumlah periode pembatasan, akan memungkinkan kami mendeteksi pelanggar yang terus-menerus dalam waktu yang lebih singkat, yang mengarah ke tindakan yang lebih cepat dan lebih berdampak,” pungkas Bickert.