Goldman Sachs Prediksi Emas Bakal Lampaui Bitcoin
Emas disebut bakal lampaui Bitcoin. (Foto; Dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional terkemuka asal AS, Goldman Sachs, menilai bahwa emas akan dapat mengungguli Bitcoin. Menurut perusahaan tersebut, emas memiliki cara yang lebih baik dalam mendiversivikasi portofolio seseorang.

Dilansir dari CoinSpeaker, pihak Goldman Sachs juga menilai bahwa emas cenderung tidak terpengaruh oleh situasi keuangan yang lebih ketet seperti pembelian konsumen Asia, permintaan moneter bank sentral, investasi safe-haven, dan aplikasi industri. Emas diklaim memiliki kasus penggunaan non-spekulatif, tidak seperti Bitcoin.

Di sisi lain, pernyataan sebaliknya pernah diungkapkan perusahaan yang mengatakan pada Januari lalu bahwa Bitcoin akan melamapui emas. Menurut analis Goldman Sachs, Zach Pandl, mengumumkan bahwa Bitcoin akan merebut pangsa pasar emas pada 2022 seiring dengan meningkatnya adopsi dan BTC menjadi mainstream.

Pada saat Goldman Sachs menyatakan hal tersebut, Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar sebesar 700 miliar dolar AS dan pangsa pasar 20 persen. Di sisi lain, emas bernilai 2,6 triliun dolar AS.

Selain itu, karena korelasi pergerakan harga mereka di masa lalu, beberapa orang menyebut Bitcoin sebagai emas digital. Namun, bank menjelaskan mengapa mereka mengharapkan emas akan mengungguli Bitcoin dalam jangka panjang.

Sementara itu, kedua aset sempat turun pada tahun lalu namun emas mulai pulih dan mengalami kenaikan secara perlahan dari tahun sebelumnya sekitar 0,23 persen. Sedangkan Bitcoin telah anjlok sekitar 60 persen dari tahun lalu.

Menurut Goldman Sachs, Bitcoin seperti saham pertumbuhan khas dengan risiko tinggi, dengan satu-satunya peluang untuk mendapatkan keuntungan adalah ketika Anda menjual sebagian kepemilikan Anda. Ia mencatat bahwa proposisi nilai Bitcoin bersifat futuristik dan tidak menyelesaikan masalah langsung, menjadikannya aset yang lebih tidak stabil dan spekulatif daripada Emas.

"Volatilitas Bitcoin ke sisi negatifnya juga ditingkatkan oleh kekhawatiran sistemik karena beberapa pemain besar mengajukan kebangkrutan," kata Pandl.

Para pemain besar tersebut meliputi 3AC Capitals, Terraform Labs, Celsius Network, Voyager Digital, BlockFi, dan FTX mengajukan kebangkrutan tahun ini, menghapus kepercayaan investor di pasar mata uang kripto.

Tidak seperti Bitcoin, ketakutan akan penurunan nilai dolar tetap menjadi argumen utama bagi bulls emas. Emas juga merupakan pelindung nilai tradisional terhadap inflasi dan mungkin mendapat manfaat dari volatilitas makro tambahan.

"Emas mungkin mendapat manfaat dari volatilitas makro yang lebih tinggi secara struktural dan kebutuhan untuk mendiversifikasi eksposur ekuitas," tambah uang kertas tersebut.