JAKARTA – Hacker asal China dituduh telah mencuri dana bantuan COVID-19 dari AS senilai puluhan juta dolar sejak 2020. Tuduhan ini muncul dari Dinas Rahasia, AS pada Senin 5 Desember.
Secret Service menolak untuk memberikan perincian tambahan tetapi mengkonfirmasi sebuah laporan oleh NBC News yang mengatakan tim peretas China yang dilaporkan bertanggung jawab dikenal dalam komunitas riset keamanan sebagai APT41 atau Winnti.
Menurut para ahli APT41 adalah kelompok penjahat dunia maya yang produktif dan yang telah melakukan perpaduan antara intrusi dunia maya yang didukung pemerintah dan pembobolan data bermotiv finansial.
BACA JUGA:
Beberapa anggota grup peretas ini didakwa pada tahun 2019 dan 2020 oleh Departemen Kehakiman AS karena memata-matai lebih dari 100 perusahaan, termasuk perusahaan pengembangan perangkat lunak, penyedia telekomunikasi, perusahaan media sosial, dan pengembang video game.
"Sayangnya, Partai Komunis China telah memilih jalan yang berbeda untuk membuat China aman bagi penjahat dunia maya selama mereka menyerang komputer di luar China dan mencuri kekayaan intelektual yang berguna bagi China," kata mantan Wakil Jaksa Agung AS, Jeffrey Rosen saat itu.
Sementara Kedutaan China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media tentang laporan itu.