JAKARTA - Awal tahun ini, Meta Platform Inc. mengumumkan penurunan pendapatan kuartal pertamanya, dan tampaknya, penurunan itu terus berlanjut.
Dalam panggilan pendapatan yang baru saja dibagikan Meta, perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebanyak 4 persen dari tahun ke tahun hingga mencapai 27,7 miliar dolar AS (Rp419 triliun).
Penurunan terbesar berasal dari Reality Labs, unit yang mengawasi proyek virtual dan augmented reality, yang turun sekitar 3,7 miliar dolar AS (Rp57 triliun) pada kuartal ketiga tahun 2022.
Namun demikian, CFO Meta, David Wehner mengatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan karena adanya inflasi.
"Pengeluaran Reality Labs termasuk dalam panduan pengeluaran total kami. Kami mengantisipasi bahwa kerugian operasional Reality Labs pada tahun 2023 akan tumbuh secara signifikan dari tahun ke tahun," kata Wehner dalam sebuah pernyataan yang ditemukan.
CEO Meta, Mark Zuckerberg kemudian membenarkan adanya penurunan tersebut. Tapi menurutnya, masih ada jalan panjang ke depan untuk membangun platform komputasi berikutnya.
"Tetapi saya pikir pekerjaan kami di sini akan menjadi sejarah penting dan menciptakan pondasi untuk cara yang sama sekali baru di mana kami akan berinteraksi satu sama lain dan memadukan teknologi ke dalam kehidupan kami, serta fondasi untuk jangka panjang bisnis kami," ujarnya dikutip dari TechCrunch.
Lebih lanjut, di luar tahun 2023 Meta berharap dapat mempercepat investasi Reality Labs sehingga mereka dapat mencapai tujuannya untuk meningkatkan pendapatan operasional perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang.
BACA JUGA:
"Sementara kami menghadapi tantangan pendapatan jangka pendek, fundamentalnya ada untuk kembali ke pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat," kata Mark.
"Kami mendekati tahun 2023 dengan fokus pada prioritas dan efisiensi yang akan membantu kami menavigasi lingkungan saat ini dan menjadi perusahaan yang lebih kuat lagi," pungkasnya.