JAKARTA - Layanan berbagi video YouTube berkomitmen untuk melawan penyebaran konten misinformasi dan hoaks di platform-nya. Salah satunya dengan menyematkan panel informasi untuk cek fakta.
Sejauh ini layanan panel informasi dan cek fakta itu sudah tersedia di Brasil, India, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Kini fitur dan layanan itupun sudah hadir untuk pengguna YouTube Indonesia.
"Fitur ini berguna untuk melawan misinformasi dan disinformasi di layanan YouTube. Panel informasi cek fakta diharapkan dapat memberikan konteks yang mendampingi konten di platform, untuk membantu pengguna membuat penilaian yang lebih cerdas pada konten yang dilihatnya," ungkap pihak Google, dalam keterangan resminya, Rabu, 2 Desember.
BACA JUGA:
YouTube Indonesia mencatat, bahwa semakin banyak orang datang ke platform-nya untuk mendapatkan konten berita dan informasi. Bahkan, jumlah konten meningkat lebih dari 75 persen selama tiga bulan pertama tahun 2020 di seluruh dunia.
"YouTube paham akan pentingnya memberikan informasi terpercaya dari sumber berita otoritatif kepada masyarakat Indonesia. Itulah sebabnya selama beberapa tahun belakangan, kami terus bekerja keras untuk meningkatkan pengalaman penonton dalam mendapatkan berita aktual dan dari sumber otoritatif," kata YouTube Indonesia.
Untuk menghadirkan informasi serta pengecekan fakta yang valid, YouTube Indonesia telah menggandeng laman CekFakta.com. Selain itu juga berkolaborasi dengan lebih dari 24 organisasi media yang telah menandatangani International Fact-Checking Network (IFCN).
Nantinya, panel informasi cek fakta YouTube akan memberikan informasi dari pihak ketiga, berdasarkan hasil penelusuran artikel yang paling relevan dengan memanfaatkan sistem penanda ClaimReview. Misalnya, jika seseorang mencari "apakah gempa baru saja terjadi di Jakarta” atau pertanyaan yang lebih spesifik.
"Semua artikel cek fakta juga harus patuh pada Pedoman Komunitas YouTube dan penonton dapat mengirimkan masukan kepada tim YouTube," tutup Google.