JAKARTA - Produsen chip asal Amerika Serikat (AS) Nvidia akhirnya berjalan keluar dari Rusia, setelah invasi negara tersebut ke Ukraina yang memasuki bulan kedelapan.
Lebih dahulu, Nvidia menangguhkan pengiriman produk mereka ke Rusia mengikuti raksasa teknologi AS lainnya seperti Apple, Google, Samsung, Intel, dan AMD.
"Setelah sebelumnya menangguhkan pengiriman ke negara itu, kami terus mempertahankan kantor kami untuk mendukung karyawan kami dan keluarga mereka," ungkap Nvidia seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 4 Oktober.
“Dengan perkembangan terakhir, kami tidak dapat lagi beroperasi secara efektif di sana,” imbuhnya.
Dampak dari perang Rusia dan Ukraina pada Nvidia tak lain adalah menyoal keuangan perusahaan. Maka tak heran, pembuat chip yang berbasis di Santa Clara, California itu mengentikan operasinya di Rusia.
BACA JUGA:
Namun, Nvidia tidak lepas tangan begitu saja dengan para karyawannya, ia memberikan pilihan kepada mereka untuk melanjutkan pekerjaannya di negara lain.
"Semua karyawan akan diberikan pilihan untuk melanjutkan pekerjaan mereka di negara lain," jelas Nvidia.
Sebelum Nvidia, perusahaan AS yang menghentikan penjualan produk dan layanan baru di Rusia pada awal Maret adalah Microsoft, dan pada Juni lalu, perusahaan benar-benar menutup perusahaannya dan merumahkan 400 karyawannya di negara tersebut.
Keputusan ini diambil untuk mengurangi bisnis Microsoft di Rusia, lebih dari tiga bulan setelah negara tersebut menginvasi Ukraina. Karena hal ini, sebanyak 400 karyawan akan terpengaruh oleh keputusan perusahaan untuk menghentikan operasi bisnisnya.