Lewat Google Maps, Masyarakat Kini Bisa Cek Lokasi Rawan Letusan Gunung Merapi
Gunung Merapi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memanfaatkan platform Google Maps untuk memetakan lokasi dan potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi. Sehingga masyarakat dapat mengetahui lokasi mana saja yang rawan bencana secara real-time.

Langkah tersebut dilakukan dalam rangka penyusunan peta kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi, yang bisa diakses melalui fitur Cekposisi. Di mana saat ini, status vulkanik Gunung Merapi berada di level III atau siaga.

"Melalui kesiapsiagaan sejak dini, masyarakat bisa terhindar dari bahaya. Lewat fitur Cekposisi yang berada di peta, pengguna dapat mengatur untuk melihat beberapa parameter terkait erupsi Gunung Merapi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam siaran pers BNPB Selasa 10 November.

Melalui fitur Cekposisi, masyarakat dapat mengetahui parameter terkini dari prakiraan erupsi Gunung Merapi. Termasuk sejumlah tempat yang bisa diakses masyarakat, seperti pos pengungsian, fasilitas kesehatan dan sekolah yang berada di dalam zona bahaya.

"Lewat fitur Cek Posisi Merapi, pengguna bisa melihat wilayah-wilayah yang berada pada kawasan rawan bencana tingkat I, II, dan III," lanjutnya.

Dijelaskan Raditya, tampilan peta dari Cekposisi akan memperlihatkan masing-masing wilayah bencana dengan warna berbeda. Merah tua untuk menjelaskan KRB III, merah muda KRB II, dan kuning KRB I. 

Untuk wilayah yang berada di KRB III (merah) masyarakat dihimbau untuk berhati-hati karena kawasan tersebut berada di lintasan awan panas, aliran lava hingga lontaran bom vulkanik maupun guguran batu dan gas beracun. Pada kawasan ini, siapa pun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap atau memanfaatkan wilayah tersebyt untuk kepentingan komersial.

Tampilan Cekposis rawan Gunung Merapi (dok. BNPB)

KRB II (merah muda) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat. Umumnya masyarakat akan menempati lereng dan kaki gunung api, serta aliran lahar. 

Sedangkan KRB I (kuning) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda lahar atau banjir lahar, serta kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas. Apabila terjadi letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu.

Jika ingin mencobanya, pengguna bisa membuka laman Google Maps di aplikasi ponsel. Kemudian, pengguna diminta untuk mencari secara manual apakah posisi mereka masuk kawasan bencana atau tidak.

"Aplikasi ini diharapkan akan membantu masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di KRB Gunung Merapi untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan gunung yang bisa terjadi setiap saat. 

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB sendiri akan terus memperbarui informasi mengenai zona berbahaya yang direkomendasikan oleh Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian ESDM. Aplikasi ini sudah bisa diakses dengan mudah, bagi pengguna Android maupun iOS. 

Melalui Browser 

1. Buka browser pada ponsel Anda.

2. Ketik bit.ly/CekPosisiMerapi.

3. Nantinya Anda akan diarahkan dengan peta KRB yang telah terhubung dengan Google Maps.

4. Klik, buka untuk menyimpan otomatis tautan pada peta.

5. Lalu perhatikan lokasi Anda. Setelah melihat peta, pastikan Anda berada di luar zona siaga.

Melalui Aplikasi Ponsel

1. Buka link bit.ly/CekPosisiMerapi di browser.

2. Klik kotak putih kosong yang ada di sudut kanan atas.

3. Pilih akun Google yang akan digunakan untuk membuka peta.

4. Peta Cek Posisi Merapi akan tampak di aplikasi Google Maps.

5. Klik tanda posisi lokasi Anda untuk melihat apakah posisi Anda saat ini berada di kawasan rawan atau tidak.