Wanita Ini Transplantasi Telinga Cetak 3D dari Selnya Sendiri
Seorang ahli bedah telah berhasil menanamkan telinga luar pada seorang wanita yang dikembangkan dan dicetak 3D. (foto: dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang ahli bedah telah berhasil menanamkan telinga luar pada seorang wanita yang dikembangkan dan dicetak 3D di laboratorium.

Telinga cetak 3D itu uniknya terbuat dari sel manusia, kemudian ditransplantasikan ke seorang wanita yang lahir dengan kelainan bentuk telinga langka.

Telinga itu dibuat dari selnya sendiri sebagai replika cermin dari telinganya yang lain. Adalah 3DBio Therapeutics, perusahaan obat regeneratif di balik implan tersebut.

Transplantasi adalah bagian dari uji klinis pertama dari teknologi, dan keberhasilannya menandai langkah maju yang besar untuk rekayasa jaringan.

“Jika semuanya berjalan sesuai rencana, ini akan merevolusi cara melakukannya,” ungkap ahli bedah rekonstruksi telinga yang memimpin tim melakukan prosedur, Arturo Bonilla.

Sekitar 1.500 bayi yang lahir di Amerika Serikat (AS) setiap tahun memiliki mikrotia, suatu kondisi di mana satu atau kedua telinga tidak berkembang atau hilang sama sekali.

Melansir The Verge, Jumat, 3 Juni, melihat hal itu, 3DBio Therapeutics memutuskan untuk melakukan uji klinis dan kini sedang berlangsung dengan 11 peserta menguji telinga AuriNovo-nya, implan jaringan yang dipersonalisasi untuk menggantikan telinga yang hilang pada pasien ini.

Telinga sebelum dan sesuadah operasi (foto: Dr. Arturo Bonilla/Congenital Ear Institute)

Biasanya, pasien mikrotia memiliki telinga yang dibuat dari cangkok tulang rusuk atau bahan sintetis. Sebaliknya, proses eksperimental ini melibatkan pengambilan biopsi dari telinga pasien yang ada dan mengeluarkan sel-sel tulang rawan.

Sel-sel tersebut kemudian ditumbuhkan dan dicetak 3D menjadi bentuk telinga pasien. Telinga terus beregenerasi tulang rawan selama masa hidup pasien, dan karena dibuat dari sel mereka sendiri, kecil kemungkinannya untuk ditolak.

Sejauh ini, penelitian tersebut merupakan tahun yang besar bagi kemajuan dalam teknologi transplantasi. Pada Januari lalu, dokter memberi pasien transplantasi jantung dengan jantung babi, meskipun pasien meninggal beberapa bulan kemudian.

Namun, telinga lebih sederhana dari pada organ dan tidak seperti hati, yang tidak diperlukan untuk membuat orang tetap hidup, jadi ini akan menjadi jalan panjang menuju masa depan yang berguna bagi pasien yang membutuhkan transplantasi telinga.

"Tapi itu lebih realistis jika Anda punya telinga," ujar seorang profesor teknik biomedis dan ilmu material dan teknik di Carnegie Mellon University, Adam Feinberg.