Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah Ilmuwan di Inggris telah berhasil menciptakan makanan cetak dengan teknologi 3D untuk pertama kalinya. Makanan cetak 3D ini dipercaya dapat membantu orang-orang yang kesulitan menelan makanan.

Akademisi dipimpin oleh UWE Bristol telah berhasil menciptakan makanan 3D yang dicetak untuk menghasilkan makanan yang aman untuk dikunyah, ditelan, dan dicerna. Penelitian ini dipimpin oleh Alexandros Stratakos dan dikembangkan bersama ahli gizi klinis.

Hal ini untuk memastikan makanan versi cetakan 3D ini adalah hidangan yang lengkap, multi-bahan, kaya nutrisi yang cocok untuk orang dengan kondisi disfagia.

Makanan 3D dibuat menggunakan kacang polong halus, yogurt Yunani yang disaring, minyak zaitun extra virgin, daun mint organik bubuk, dan kaldu sayuran.

Para peneliti bereksperimen dengan mencoba berbagai kombinasi baru dari pengental makanan dan gel khusus, sampai menghasilkan makanan 3D bertekstur dan viskositas yang cocok untuk pengidap disfagia.

"Dengan makanan cetak 3D kami, ada risiko partikel makanan tersangkut di tenggorokan atau kerongkongan, yang dapat menjadi masalah bagi orang pengidap disfagia," ujar Dr Stratakos, Associate Professor dalam Produksi Agri-Food Berkelanjutan di UWE Bristol, dikutip dari laman New York Post.

"Ini membutuhkan lebih sedikit pengunyahan dan memiliki struktur yang diformulasikan khusus untuk memberikan lebih banyak kontrol makanan kepada orang penderita disfagia," lanjutnya.

Dr Stratakos mengatakan penelitian sebelumnya tentang makanan cetak 3D yang cocok untuk penderita disfasia hanya berfokus pada beberapa makanan saja, namun kurang memperhatikan nutrisi makanan tersebut.

"Produk makanan kami adalah yang pertama dan sangat cocok untuk orang penderita disfagia. Selain itu, tetap bergizi, enak dan kaya kalori," tuturnya.

"Sebagai peneliti kami mencoba memecahkan masalah kehidupan nyata dan disfagia adalah masalah yang sangat penting. Ini adalah masalah yang berkembang, karena populasi kita yang menua dan menjadi beban perawatan kesehatan lebih besar baik di Inggris maupun internasional," lanjutnya.