Apple dan Google Diminta Batasi Pengumpulan Data yang Targetkan Pencarian Informasi Aborsi
Apple dan Google diminta berhenti kumpulkan data sensitif. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Senator Partai Demokrat dari Negara Bagian Amerika Serikat (AS) yakni Massachusetts, Oregon, Vermont, dan New Jersey dilaporkan mengirim surat kepada CEO Alphabet, Sundar Pichai, dan CEO Apple,  Tim Cook.

Para senator itu meminta raksasa teknologi untuk membatasi jumlah pengumpulan data oleh pengembang aplikasi di platform mereka, guna melindungi orang yang mencari informasi tentang aborsi.

Surat permintaan itu dikirimkan pada 27 Mei lalu oleh senator Ed Markey, Elizabeth Warren, Bernie Sanders, dan Cory Booker.

"Menyusul bocornya draf pendapat Mahkamah Agung yang membatalkan Roe v. Wade. Kami khawatir bahwa jaksa anti-aborsi dan aktor lain akan berusaha mengakses dan memanfaatkan informasi pribadi, termasuk data mengenai lokasi, aktivitas online, kesehatan, dan biometrik dengan cara yang mengancam kesejahteraan mereka yang menggunakan hak untuk memilih," tulis para senator dalam surat tersebut.

Data tertentu yang dikumpulkan, termasuk kesehatan, biometrik, aktivitas online, dan lokasi, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang yang ingin melakukan aborsi.

Melansir PC Mag, Senin, 30 Mei, ada alasan untuk cukup khawatir, karena banyak aplikasi mengumpulkan informasi dari pengguna dan menjualnya ke pialang data, serta dijual kembali ke pihak lain.

Selain itu, pengembang juga dapat menjual data ke jaksa anti-aborsi atau bahkan warga, mengingat bahwa Texas berencana memberikan hadiah kepada penduduk yang melaporkan orang yang melakukan aborsi di negara bagian lain.

Ditekankan dalam surat tersebut, meminta agar perusahaan berkomitmen untuk meninjau dan memperbarui kebijakan mereka mengenai penggunaan dan distribusi data untuk melindungi keselamatan perempuan yang mencari informasi tentang aborsi.

Terakhir, para senator meminta Pichai dan Cook untuk menanggapi surat-surat itu paling lambat tanggal 17 Juni dengan menjawab serangkaian tujuh pertanyaan mengenai kebijakan platform mereka.