Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan baru saja menumbuhkan sel manusia pada robot, yang diklaim dapat digunakan untuk pengobatan berbagai cangkok jaringan. Tetapi, sel-sel ini membutuhkan lingkungan dan stimulasi yang tepat.

Dalam penelitian yang dilakukan para ilmuwan, tubuh robot tersebut dapat memberikan sel-sel tendon dengan jenis peregangan dan putaran sama seperti yang akan mereka alami dalam tubuh manusia.

Para ilmuwan dari Universitas Oxford dan perusahaan robotika Devanthro berpikir, jika ingin menumbuhkan materi yang dirancang untuk bergerak dan melentur seperti tendon atau otot, akan lebih baik untuk menciptakan kembali lingkungan pertumbuhan alami mereka seakurat mungkin.

Jadi mereka memutuskan untuk memilih tubuh manusia yang bergerak. Menumbuhkan sel pada manusia sebenarnya banyak kesulitan, sehingga para ilmuwan memutuskan untuk memperkirakan sistem muskuloskeletal manusia sebaik mungkin menggunakan robot.

Seperti yang dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan di Nature Communications Engineering, mereka mengadaptasi kerangka robot open-source yang dirancang oleh para insinyur di Devanthro dan menciptakan lingkungan pertumbuhan khusus untuk sel-sel yang dapat dipasang ke dalam kerangka, agar dapat ditekuk dan dilenturkan sesuai kebutuhan.

Lingkungan itu dikenal sebagai bioreaktor. Bagian yang mereka pilih untuk menumbuhkam jaringan ini adalah sendi bahu robot, yang harus ditingkatkan agar lebih akurat guna memperkirakan gerakan manusia.

Kemudian, mereka menciptakan bioreaktor yang dapat dipasang ke bahu robot, terdiri dari string filamen biodegradable. Filamen seperti rambut lalu dibuat seperti sel manusia dan ruangan itu dibanjiri dengan cairan kaya nutrisi yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan.

Sel-sel tersebut tumbuh selama periode dua minggu di mana mereka menikmati rutinitas latihan harian. Selama 30 menit setiap hari, bioreaktor ditempatkan di bahu robot dan digerakkan. Namun, mereka belum benar-benar yakin apakah perubahan itu ada gunanya.

Peneliti utama proyek tersebut, Pierre-Alexis Mouthuy dari Institut Ilmu Muskuloskeletal Botnar Universitas Oxford, mengatakan perbedaan yang dia dan rekan-rekannya amati dalam sel yang tumbuh dengan cara ini, didasarkan pada pengukuran aktivitas dan pertumbuhan gen tertentu.

“Kami mendapatkan perbedaan dari rezim pemuatan (pergerakan bioreaktor di sendi bahu robot) tetapi apakah perbedaan itu berarti sel yang lebih baik? Kami belum tahu. Kami tidak mengatakan sistem ini lebih baik dari yang lain. Atau ada gerakan tertentu yang lebih baik dari yang lain. Kami hanya menunjukkan kelayakan," ujar Mouthuy seperti dikutip dari The Verge, Jumat, 27 Mei.

Para ilmuwan percaya menumbuhkan sel dalam kerangka robot sangat mungkin terjadi. Sekarang, mereka hanya perlu mencari tahu apakah itu bisa diterapkan. Menurut mereka, di masa depan, pemindaian rinci pasien dapat digunakan untuk membuat replikasi sempurna bersama dari tubuh mereka, dimana jaringan seperti tendon bisa diciptakan untuk operasi dalam simulacra manusia.

“Kita perlu melakukan lebih banyak pekerjaan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi," tutur Mouthuy.