Bagikan:

JAKARTA - Airbnb dikabarkan akan menutup bisnis domestiknya di China karena meningkatnya biaya dan persaingan domestik. 

Melansir CNBC, kabar ini diperoleh dari dua sumber yang mengetahui kabar tersebut. Perusahaan berencana untuk memberitahu para karyawannya pada Selasa, 24 Mei pagi di Beijing. 

Airbnb resmi meluncur di China daratan pada tahun 2016 , dalam kurun waktu tersebut perusahaan telah menghadapi banyak persaingan. 

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa segmen tersebut sudah mahal dan rumit untuk dioperasikan, dan lagi, adanya pandemi malah memperburuk masalah. 

Sama seperti apa yang terjadi pada Uber di China, sekumpulan pesaing lokal mempersulit perusahaan asing untuk mendapat keunggulan. 

Kepada CNBC, sumber juga mengatakan perjalanan keluar China menjadi peluang besar bagi Airbnb dan perusahaan akan kembali fokus pada penyediaan layanan untuk para pelancong dari Tiongkok yang pergi ke luar negeri. 

Saham perusahaan telah jatuh lebih dari 30 persen tahun ini. Pada awal COVID-19, Airbnb sudah memberhentikan 25 persen stafnya pada Mei 2020, kemudian go public pada bulan November tahun lalu. 

Saat ini, hampir semua bisnis sudah pulih karena masyarakat sudah dapat bepergian lagi. Tapin, perusahaan melihat bahwa bisnis China jauh lebih lambat untuk pulih karena negara tersebut secara berkala melakukan lockdown untuk memerangi gelombang berikutnya. Mengenai hal ini Airbnb menolak berkomentar.