Bagikan:

JAKARTA - IKEA, jaringan furnitur dan barang-barang rumah tangga asal Swedia mengatakan tengah mempertimbangkan penutupan, salah satu gerainya di Shanghai, tepatnya yang terletak di Distrik Yangpu.

Sebelumnyam IKEA telag menutup satu gerai lain di China pada tahun ini. Langkah tersebut dikatakan sebagai tanggapan, atas perubahan pola belanja selama pandemi COVID-19.

"Untuk lebih memenuhi permintaan konsumen yang meningkat untuk konsumsi dan layanan online, serta preferensi lebih lanjut untuk pengiriman nyaman yang dipercepat selama epidemi, IKEA China akan memperkenalkan titik kontak pelanggan di pasar Shanghai," katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di WeChat, dikutip dari CNN 14 Juni.

"Namun, IKEA China telah melakukan analisis komprehensif tentang kelayakan jangka panjang Toko Yangpu, dan sedang mempertimbangkan untuk tidak mempertahankannya," tambahnya.

Beberapa perusahaan Barat baru-baru ini mengatakan, tengah menilai kembali bisnis mereka di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, beberapa karena dampak pandemi dan kepatuhan ketat Beijing terhadap kebijakan nol-COVID Beijing.

IKEA membuka toko pertamanya di daratan China pada tahun 1998, dimulai dengan Shanghai, di mana sekarang memiliki lima toko, termasuk satu di Yangpu. Total saat ini IKEA memiliki 37 gerai di China daratan.

Ekspansi pengecer mengalami hambatan awal tahun ini, karena belanja konsumen China mendapat pukulan signifikan dari wabah COVID-19 dan tindakan penguncian yang ketat Shanghai, kota metropolitan terpadat di negara itu dengan 25 juta penduduk, yang berada dalam penguncian ketat selama dua bulan.

ini.

Pada Bulan April, IKEA menutup tokonya di kota barat daya Guiyang hanya dua setengah tahun setelah dibuka. Penjualan di wilayah tersebut akan ditangani melalui saluran online, kata perusahaan itu saat itu.

Langkah IKEA adalah yang terbaru dari serangkaian perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar Barat, terhadap bisnis mereka di China daratan dalam beberapa bulan terakhir.

Pekan lalu, Nike menonaktifkan aplikasi Run Club di China, mengatakan akan meluncurkan platform 'lokal' untuk pelari China di masa depan. Sementara awal bulan ini, Amazon mengumumkan penutupan toko buku Kindle di China, serta penghentian penjualan perangkat Kindle ke pengecer.

Pun demikian Airbnb juga berencana untuk menghapus semua daftarnya di negara itu dan berkonsentrasi pada pelancong keluar. Keputusan itu diambil perusahaan karena biaya yang menggunung yang diperparah oleh COVID-19.