JAKARTA - Formula E juga disebut-sebut sebagai masa depan balap mobil listrik. Sejak memulai debutnya di lapangan Olympic Park di Beijing pada 2014, Formula E telah berkembang menjadi hiburan global, menarik banyak pembalap dan tim terbaik di sekitarnya.
Formula E merupakan kejuaraan balapan single-seater internasional all-electric pertama di dunia. Secara resmi dikenal sebagai ABB FIA Formula E World Championship. Misinya adalah untuk mempromosikan mobilitas yang berkelanjutan dan menggerakkan kendaraan listrik ke depan dalam perlombaan menuju masa depan yang lebih baik dan lebih bersih.
Hanya dalam tiga tahun, Formula E berubah dari mobil konsep menjadi kenyataan melalui prototipe, teknologi listrik inovatif untuk trek balap dan ke Gen1, dengan balapan pertama berlangsung enam tahun lalu pada debut global seri di lapangan Olympic Park di Beijing.
Formula E memulai revolusi balap jalanan listrik di Beijing E-Prix 2014 pada 13 September 2014. Setelah 25 putaran balapan, semuanya turun ke tikungan terakhir putaran terakhir.
Lucas Di Grassi (Audi Sport ABT) menorehkan namanya ke dalam buku sejarah dengan menjadi pemenang balapan pertama di Formula E.
Pada 2015, Formula E menyambut tujuh pabrikan baru ke dalam barisan, sekaligus membuka peraturan baru yang memungkinkan tim merancang motor, inverter, girboks, dan suspensi belakang mereka sendiri, dengan tenaga juga mencapai 170 kW (230bhp).
Melangkah lebih jauh pada 2018 yang menjadi awal dari era baru untuk seri balap jalanan serba listrik. Perubahan signifikan pertama adalah pengenalan mobil Gen2 baru.
Dengan gaya Batmobile-esque yang dramatis, ia memiliki lebih banyak kekuatan dengan baterai ringan baru yang sekarang memompa 250kW (225bhp) untuk kecepatan tertinggi 280km/jam (174mph).
Peningkatan kapasitas baterai juga mengakhiri pitstop, dengan kemajuan teknologi sekarang berarti satu mobil dapat memenuhi format baru 45 menit ditambah satu putaran pada kecepatan balap.
Kemudian terakhir pada 2020 lalu, setelah enam musim balapan di jalanan kota-kota paling progresif di dunia, Formula E memperoleh status World Championship sebuah langkah yang diberikan oleh FIA, badan pengatur motorsport pada Desember 2019.
Cara Kerja Mobil Formula E?
Setiap tim di Formula E mendapatkan mobil yang sama. Namun, tidak mirip karena setiap tim memiliki livery dan sponsor sendiri, tetapi mesin dasar di bawahnya sama.
Mobil Formula E ditenagai oleh dua motor listrik yang disuplai oleh baterai di tengahnya. Jangan mengira bahwa mobil ini tak memiliki suara gahar, karena sebenarnya mesin mobil listrik Formula E menciptakan kebisingan sebesar 80 dB dengan kecepatan yang hampir tidak dapat dipercaya.
What a weekend in Berlin 😍
Packed grandstands, amazing racing and two different race winners.
After incredible battles throughout the tightly contested field, @edomortara and @nyckdevries took the spoils 🍾
Next stop: Jakarta 🔜
🇩🇪 2022 @Shell_Recharge #BerlinEPrix pic.twitter.com/bR9bHDD0FR
— ABB FIA Formula E World Championship (@FIAFormulaE) May 17, 2022
Memiliki powertrain yang terdiri dari inverter, motor, dan transmisi. Inverter mobil Formula E mengambil listrik yang dihasilkan oleh baterai dan mengubahnya dari arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC), yang digunakan motor untuk memutar roda. Tetapi seberapa cepat mobil Formula E?
Saat ini pembalap mobil listrik Formula E dapat mencapai kecepatan tertinggi 280 km/jam. Dengan tenaga 250 kW, mereka bisa berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam 2,8 detik.
Daya Tahan Baterai Mobil Formula E
Pada 2018 Formula E pindah ke jenis mobil baru, membawa perubahan taktik dan balap. Tentu saja membuat tenaganya ikut meningkat, dari 200 kW di kualifikasi menjadi 250 kW. Dalam balapan, dari 180 kW menjadi 200 kW. Jadi kecepatan kendaraan tak perlu diragukan.
Tak hanya itu, mobil juga akan mendapat baterai yang jauh lebih besar dengan beralih dari pabrikan powertrain, ke McLaren. Baterai melonjak dari 32 kWh menjadi 54 kWh.
Artinya, pengemudi masing-masing harus menggunakan dua mobil yang berbeda karena jangkauan baterai yang terbatas. Dalam empat musim pertama pembalap Formula E perlu menukar mobil di tengah balapan. Hal ini tidak lagi terjadi.
Sekarang, akan ada jenis mobil yang ditingkatkan di 2022. Desain mobil ini akan lebih memiliki roda terbuka seperti mobil F1. Tenaga akan meningkat secara signifikan hingga 350 kW di kualifikasi dan 300 kW di balapan.
Teknologi pengisian daya flash juga akan digunakan untuk baterai, artinya pengisian daya di pitstop dapat dilakukan hingga 800 kW.
Cetak Poin dalam Formula E
Formula E mengikuti sistem poin yang sama seperti seri balapan lainnya, ini diatur dan dijalankan oleh badan resmi balap motor, FIA. Pemenang lomba mendapat 25 poin, kedua mendapat 18 poin dan ketiga mendapat 15.
BACA JUGA:
Sepuluh tim teratas semuanya menerima poin, dengan tempat kesepuluh hanya mendapatkan satu poin. Selama bertahun-tahun, jumlah tim telah berubah. Total 10 hingga 12 tim, yang masing-masing memiliki dua pembalap. Ada tim balap independen dan keluarga. Dalam hal pabrikan besar, Mercedes, Audi, Porsche, BMW dan Nissan semuanya terlibat dengan tim Formula E.
Kapan Formula E di Jakarta?
Tepat pada 4 Juni mendatang ajang bergengsi Formula E akan digelar di Ancol, Jakarta Utara. Untuk harha tiketnya, kategori Ancol Festival dibanderol Rp250 ribu, kategori Circuit Festival Rp450 ribu, kategori Grand Stand Rp750 ribu.
Kemudian kategori keempat kelas VIP dan VVIP dibagi menjadi lima sub kategori tiket, yaitu pertama kelas Ombak Laut Suite Rp2 juta, kedua kelas Seggara Suite Rp3 juta, ketiga kelas Jimbaran Suite Rp3 juta, keempat kelas Jakarta Deluxe Suite Rp7,5 juta, terakhir kelas Jakarta Royal Suite Rp10 juta. Semua tiket ini dapat dibeli di aplikasi resmi jakartaeprix.goersapp.com.