Kuasai Kherson, Rusia Ambil Alih Internet dan Paksakan Pemberlakuan Rubel
Presiden Rusia, Vladimir Putin, paksakan penggunaan Rubel di Kherson. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Menurut pemantau gangguan layanan internet NetBlocks, Senin, 2 Mei, Rusia telah mengalihkan lalu lintas internet di wilayah Kherson, Ukraina, melalui infrastruktur komunikasi Rusia.

Langkah itu tampaknya bertujuan untuk memperketat cengkeraman Moskow di wilayah yang diklaim telah mereka ambil kendali secara  penuh. Pihak berwenang yang ditunjuk Rusia di beberapa bagian Kherson mengatakan kawasan itu akan mulai menggunakan rubel Rusia pada 1 Mei.

NetBlocks yang berbasis di London mengatakan telah melacak pemadaman internet hampir total di seluruh wilayah Kherson pada Sabtu, 30 Mei, yang mempengaruhi berbagai penyedia layanan di Ukraina. Sambungan dipulihkan setelah beberapa jam, tetapi berbagai metrik menunjukkan lalu lintas internet sekarang melalui Rusia.

"Konektivitas pada jaringan telah dialihkan melalui internet Rusia alih-alih infrastruktur telekomunikasi Ukraina dan karenanya kemungkinan sekarang mereka tunduk pada peraturan, pengawasan, dan sensor internet Rusia," kata NetBlocks di situs webnya, seperti dikutip Reuters.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada Minggu, 1 Mei, bahwa langkah Rusia di kawasan itu "kemungkinan menunjukkan niat Rusia untuk menggunakan pengaruh politik dan ekonomi yang kuat di Kherson dalam jangka panjang".

Itu menunjuk pada pernyataan tentang penggunaan rubel dan penolakan terhadap kemungkinan kembalinya kawasan itu ke kendali Ukraina.

Kirill Stremousov, wakil kepala "administrasi regional sipil-militer" Rusia di Kherson, mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA pada Kamis, 28 April, bahwa terdapat jendela selama empat bulan ketika hryvnia Ukraina dan rubel Rusia keduanya beredar akan dimulai pada 1 Mei.

Ukraina mengakui kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Kherson, termasuk ibu kota regional, tetapi mengatakan angkatan bersenjatanya mengalahkan upaya pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencapai perbatasan provinsi.