Bagikan:

JAKARTA - Seekor robot tikus berhasil diciptakan oleh ilmuwan China, yang berguna dapat melakukan misi penyelamatan pascabencana akan diluncurkan secara komersil pada 2025.

“Robot tikus dapat dikirim ke reruntuhan gempa atau bangunan runtuh di mana puing-puing membentuk ruang yang terlalu sempit untuk dimasuki penyelamat. Ini dapat memberikan jatah darurat kepada orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing," ungkap penulis utama Shi Qing, seorang profesor dan wakil direktur institut robotika cerdas di Institut Teknologi Beijing.

“Itu juga dapat menavigasi jaringan pipa bawah tanah yang kompleks, bagian penting dari pengembangan kota pintar. Robot inspeksi yang lebih besar dapat membawa tikus robot ke dalam jaringan, di mana ia dapat digunakan untuk masuk ke pipa yang lebih kecil untuk tugas deteksi," sambungnya.

Selain mampu menerobos ruang sempit, mendaki lereng, melewati rintangan dan berjalan di atas salju, robot tikus ini juga bisa digunakan untuk membawa persediaan medis atau ransum darurat ke tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tim penyelamat setelah gempa bumi.

Dilansir dari SCMP, Jumat, 22 April, dalam membuat robot tikus pintar ini, Qing tak sendiri, dia dan tim peneliti dari Institut Teknologi Beijing dan Universitas Tsinghua menerbitkan temuan mereka di jurnal peer-review IEEE Transactions on Robotics bulan ini.

Berbekal rekaman sinar-X, tim dapat mengamati struktur kerangka tikus dan membuat robot, yang dapat dirakit dengan bagian-bagian dicetak 3D dalam waktu sekitar satu minggu.

Kepala dan badan robot tikus ini sendiri terbuat dari resin fotosensitif, serta nilon berkekuatan tinggi membentuk empat anggota badan untuk memastikan kekuatan dan kekakuan yang mirip sekali dengan tikus.

Ia juga memiliki ekor yang terbuat dari karet lembut, yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah untuk menjaga keseimbangan saat bergerak. Robot tikus ini berjalan dengan kecepatan rata-rata 15cm per detik dan memiliki muatan 200g untuk pemasangan sensor atau pengangkutan barang ringan.

Robot tersebut memiliki panjang 19cm (7,5 inci) dan berat 220g (7,8oz), ditenagai oleh baterai isi ulang tenaga surya yang dapat bertahan selama 30 menit dan dikendalikan dari jarak jauh melalui WiFi menggunakan komputer atau telepon.

Para tim telah meningkatkan prototipe sejak 2019 dan berharap robot siap diluncurkan ke pasar pada 2025. Mereka menyatakan akan terus meningkatkan robot, termasuk meningkatkan kelincahannya, memasang lebih banyak sensor untuk uji lapangan di saluran pipa sempit yang tidak terstruktur dan membuat mesin kedap air.