JAKARTA -Kelompok beranggotakan 21 anggota parlemen AS, pada Rabu, 20 April, mengirim surat kepada CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Mereka menyuarakan keprihatinannya tentang apa yang mereka sebut disinformasi pada platform yang ditujukan untuk penutur bahasa Spanyol tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Surat itu ditandatangani oleh tujuh senator dan 14 perwakilan. Banyak dari mereka berasal dari negara bagian seperti California dan New York dengan populasi berbahasa Spanyol yang signifikan.
Disinformasi ini antara lain disebarkan oleh outlet berita yang didukung Moskow seperti RT en Espanol. Penandatangan surat itu antara Senator Amy Klobuchar dan Ben Ray Lujan dan Perwakilan, Tony Cardenas dan 18 lainnya.
"Facebook terus-menerus gagal menunjukkan bahwa mereka menangani masalah ini secara memadai untuk komunitas berbahasa Spanyol, dan keberhasilan outlet yang disponsori Rusia dalam memenuhi ekosistem informasi untuk penutur bahasa Spanyol berfungsi sebagai bukti fakta ini," tulis anggota parlemen tersebut seperti dikutip Reuters.
"Penyebaran virus dari narasi ini sangat kontras dengan jaminan yang dibuat Meta kepada publik dan Anggota Kongres bahwa itu memprioritaskan kebutuhan mendesak komunitas Hispanik di Amerika Serikat," kata surat itu.
Facebook, yang kini disebut Meta Platforms Inc., mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka masih berusaha untuk menghentikan disinformasi dalam bahasa Spanyol.
"Kami menghapus konten terkait perang di Ukraina yang melanggar kebijakan kami, dan bekerja sama dengan pemeriksa fakta pihak ketiga untuk menyanggah klaim palsu. Saat mereka menilai sesuatu sebagai salah, kami menurunkan konten ini di feed sehingga lebih sedikit orang yang melihatnya, " kata juru bicara Facebook, Kevin McAlister.
Ia juga mengatakan bahwa facebook juga "menerapkan label ke penerbit media yang dikendalikan negara, termasuk yang dikutip dalam surat itu."
BACA JUGA:
Selama ini makin banyak perusahaan ekuitas swasta telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam kesepakatan untuk Twitter.
Minat itu muncul setelah Thoma Bravo, sebuah perusahaan ekuitas swasta yang berfokus pada teknologi, menghubungi platform media sosial minggu lalu untuk mengeksplorasi pembelian yang akan menantang tawaran Musk.
Apollo Global Management Inc juga sedang mempertimbangkan cara untuk menyediakan pembiayaan untuk kesepakatan apa pun dan terbuka untuk bekerja dengan Musk atau penawar lainnya.
Banyak investor, analis, dan bankir investasi memperkirakan dewan Twitter akan menolak tawaran Musk dalam beberapa hari mendatang, dengan mengatakan itu tidak memadai.
Namun Elon Musk tampaknya tak berhenti di situ saja. Konglomerat terkaya di dunia ini tidak suka menerima penolakan atas keinginannya.