JAKARTA - Seorang peneliti di Inggris baru-baru ini menemukan bahwa jamur dapat saling berkomunikasi dengan jamur lainnya laiknya manusia hingga 50 kata.
Peneliti tersebut mengidentifikasi pola aktivitas listrik seperti saraf dari empat jamur Terlebih lagi, pola dalam aktivitas tampaknya sebanding dengan struktur serupa dalam ucapan manusia. Ini adalah temuan yang dapat menjelaskan cara komunikasi baru dalam organisme mikologi.
Adalah Andrew Adamatzky, peneliti sekaligus ilmuwan komputer dari University of the West of England di Inggris, menemukan kelompok aktivitas berbeda yang dihasilkan oleh jaringan jamur.
Dengung listrik pada jamur telah diketahui selama bertahun-tahun, tetapi menganalisis aktivitas ini adalah bahasa dan sesuatu yang dapat mengungkapkan banyak hal.
"Dengan asumsi bahwa lonjakan aktivitas listrik digunakan oleh jamur untuk berkomunikasi dan memproses informasi dalam jaringan miselium, kami mengelompokkan lonjakan menjadi kata-kata dan memberikan analisis kompleksitas linguistik dan informasi dari aktivitas lonjakan jamur," tulis Adamatzky dalam makalahnya yang diterbitkan di Royal Society Open Science.
Dalam empat jamur yang diteliti, Adamatzky melihat adanya aktivitas listrik dan mencari pola pada jamur hantu (Omphalotus nidiformis), jamur Enoki (Flammulina velutipes), jamur insang belah (Schizophyllum commune), dan jamur ulat (Cordyceps militaris).
BACA JUGA:
Melansir Science Alert, Jumat, 8 April, aktivitas listrik dideteksi dan direkam menggunakan mikroelektroda kecil yang disisipkan di seluruh area tempat jamur berkoloni, dan lonjakan aktivitas kemudian diatur ke dalam kelompok.
Setiap jenis jamur bervariasi dalam hal durasi dan panjang kata, dengan beberapa bertahan hingga 21 jam. Jamur insang yang dibelah dapat menyusun kalimat yang paling kompleks, tetapi secara keseluruhan panjang kata jamur rata-rata 5,97, dengan bahasa seperti Inggris (4,8) dan Rusia (6).
"Kami tidak tahu apakah ada hubungan langsung antara pola aktivitas pada jamur dan ucapan manusia. Mungkin tidak. Di sisi lain, ada banyak kesamaan dalam pemrosesan informasi pada substrat hidup dari kelas, keluarga, dan spesies yang berbeda. Saya hanya ingin membandingkan," kata Adamatzky.
Ada kemungkinan bahwa sinyal-sinyal ini adalah cara di mana jamur dapat memperingatkan tentang ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka, atau tentang perubahan sumber daya yang tersedia.
Ahli ekologi Dan Bebber dari University of Exeter di Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa masih ada jalan panjang sebelum dapat memastikan bahwa jamur dapat berbicara satu sama lain.
"Meskipun menarik, interpretasi sebagai bahasa tampaknya agak terlalu antusias, dan akan membutuhkan lebih banyak penelitian dan pengujian hipotesis kritis sebelum kita melihat jamur di Google Terjemahan," tutur Bebber.