JAKARTA - Saat menyambut Ramadan, keluarga di Indonesia memulai persiapan tahunan mereka termasuk berburu banyak promo secara online. Para pelaku kejahatan siber, yang terampil dengan pengetahuan mereka tentang tren dan kejadian terkini, juga meluncurkan situs phishing untuk menargetkan pengguna.
Misalnya, analisis terbaru Kaspersky untuk tahun 2021 menunjukkan sistem anti-phishing-nya berhasil memblokir sebanyak 253,365,212 tautan phishing secara global.
Di Asia Tenggara, Filipina, Kaspersky mencatat angka tertinggi terkait pengguna yang terkena upaya phishing pada tahun 2021 dengan 9,90 persen, diikuti oleh Malaysia (8,49 persen), dan Thailand (7,93 persen). Indonesia mencatat 7,70 persen sementara Vietnam mencatat 7,45 persen pengguna. Singapura (3,30 persen) memiliki persentase angka pengguna terendah yang terkena jenis ancaman ini.
Tahun lalu, Indonesia mengalami penurunan pangsa pengguna yang terkena upaya serangan sebesar 3,9 persen dibanding pada tahun 2020 sebesar 11,60 persen.
“Jumlah serangan phishing yang menurun tidak berarti data dan keuangan online kita lebih aman. Tahun lalu, kami telah mengamati penurunan di berbagai jenis ancaman seperti malware seluler dan phishing. Ini karena "spray and pray" atau Teknik penyebaran random bukan lagi metode yang disukai para penjahat dunia maya,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, dikutip Senin, 4 April.
Permintaan belanja online masih tetap tinggi di tahun 2021. Hal ini sejalan dengan tren phishing. Belanja online dan pembayaran elektronik adalah bagian penting dari kegiatan perayaan dan liburan untuk banyak masyarakat.
BACA JUGA:
"Oleh karena itu, kami menghimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terutama terhadap pengumuman penjualan dan penawaran menarik yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, atau bahkan telepon," tambahnya.
Untuk menghindari menjadi korban penipuan phishing selama Ramadan, berikut saran yang dapat Anda pertimbangkan.
- Jangan pernah mengeklik tautan mencurigakan yang dikirimkan kepada Anda melalui teks, SMS, aplikasi messenger, atau platform lainnya
- Kenali saluran komunikasi resmi bank digital Anda. Penting untuk mengidentifikasi saluran komunikasi resmi lainnya seperti media sosial, situs web, email, dan WhatsApp dari bank digital yang Anda gunakan, untuk menghindari penipuan yang meniru bank terkait.
- Aktifkan notifikasi. Mengaktifkan notifikasi real-time di ponsel dapat membantu Anda bertindak cepat jika ada keluhan penipuan dari otorisasi bank digital Anda
- Hindari keterikatan emosional berlebih saat berbelanja online, perayaan yang megah biasanya akan mengarah pada kecepatan untuk mendapatkan penawaran terbaik dalam waktu yang terbatas. Selalu ingat bahwa berpikir dua kali sebelum berbelanja online sangat disarankan agar Anda dapat menghindari risiko penipuan online
- Hanya bagikan atau izinkan akses ke informasi Anda dengan pihak ketiga bila benar-benar diperlukan, untuk meminimalkan informasi jatuh ke tangan yang salah. Termasuk, jangan membagikan kode OTP dengan siapapun kecuali Anda sendiri
- Siapkan otentikasi dua faktor untuk melindungi akun. Banyak serangan phishing bertujuan untuk membajak akun, tetapi bahkan jika penyerang mendapatkan login dan kata sandi, Anda masih dapat menghentikan mereka untuk masuk ke akun, dengan menyiapkan otentikasi dua faktor jika memungkinkan.