Bagikan:

JAKARTA - Facebook menanggapi serius permasalahan hak cipta dari konten yang diunggah oleh penggunanya. Baru-baru ini, jejaring sosial itu meluncurkan fitur baru Rights Manager yang tersedia ke dalam Facebook Creator Studio.

Nantinya, fitur baru tersebut akan memungkinkan pemilik gambar untuk menegaskan kendali atas kekayaan intelektual mereka di Facebook dan Instagram, termasuk ketika gambar disematkan di situs web selain media sosial itu. Fitur ini serupa dengan perlindungan untuk musik dan video yang diperkenalkan pada 2016 lalu.

Fitur kepemilikan dan hak cipta (dok. Facebook)

Dari laporan The Verge, Rabu 23 September, bagi pengguna yang ingin menegaskan kepemilikan sah atas kontennya diharuskan untuk mengunggah salinan asli seperti file CSV dan metadatanya ke Facebook. Nantinya Facebook akan mengkurasi konten gambar atau foto tersebut dalam perpustakaan miliknya sebagai referensi bagi fitur Rights Manager.

Dengan demikian, pengguna tak perlu khawatir bila dikemudian hari ada foto atau gambar yang di re-upload orang lain. Terlebih saat konten ditemukan kecocokan dari halaman atau profil akun lain.

Pemegang hak cipta juga dapat memilih untuk memantau penyebaran konten miliknya. Termasuk memblokir penggunaan lain yang ingin mengambil kredit atas konten yang telah diunggah, melalui link kepemilikan.

Sementara menyoal keabsahan, pengguna dapat menelusuri jika ada orang lain mengklaim konten yang sama. Sebagai gantinya, pengguna bisa menggunakan formulir pelaporan IP untuk mengajukan banding. Namun untuk gambar yang terus-menerus diedit seperti meme, Facebook masih meninjaunya lebih lanjut.

Diwartakan sebelumnya, seorang fotografer yang memiliki akun di Instagram pernah mengalami kejadian yang merugikan dirinya. Hasil karya fotonya pernah digunakan oleh media Newsweek tetapi tidak mencantumkan namanya bahkan memberikan royalti.

Hingga saat ini, fotografer memiliki kemampuan terbatas untuk melindungi konten mereka di seluruh platform Facebook. Mereka hanya dapat mengambil tindakan seperti mengaktifkan atau menonaktifkan penyematan seluruhnya atau menjadikan akun mereka pribadi. Hal tersebut guna memastikan konten mereka tidak digunakan dan didistribusikan tanpa izin.