Bagikan:

JAKARTA - Facebook kembali dipenuhi dengan iklan yang menjual obat-obatan terlarang, dan sertifikat palsu vaksin COVID-19. Meski sudah dilarang di media sosial itu, tetapi pelaku di balik ini semua sepertinya memiliki cara lain.

Dilaporkan pertama kali oleh Center for Countering Digital Hate (CCDH) yang berbasis di London, Inggris, para pelaku tampaknya dengan mudah menghindari algoritma Facebook yang dirancang untuk menyaring konten tersebut, dan mempromosikan barang dagangan mereka ke jutaan pengguna.

Ini termasuk obat-obatan seperti ganja, LSD dan jamur ajaib, ditambah uang kertas 20 euro palsu dan layanan peretas untuk membantu memata-matai mitra.

Melansir Daily Mail, Selasa, 4 Januari, ada pula iklan senjata, amunisi, dan obat-obatan terlarang juga ditemukan, bahkan ditargetkan pada audiens Rusia. CCDH mengaku menemukan lusinan iklan ilegal hanya dalam beberapa hari. Mereka juga menduga proses pemeriksaan Facebook tidak sesuai untuk tujuan.

Sebagian besar pengguna yang mengklik iklan akan dialihkan ke Telegram, sebagai tempat transaksi, "Sebanyak 98 persen pendapatan Facebook berasal dari iklan. Ini menjelaskan mengapa mereka memprioritaskan memberikan kebebasan kepada pengiklan," ungkap pihak CCDH, Imran Ahmed.

Dia juga mengatakan Facebook adalah bagian penting dari strategi pemasaran penjahat karena memberi mereka akses ke jutaan orang dengan satu klik.

Seorang juru bicara Meta, perusahaan induk Facebook, menyatakan, "Kebijakan kami melarang promosi barang-barang ini. Penegakan kami tidak pernah sempurna, tetapi kami selalu melakukan perbaikan," jelasnya.

Facebook telah lama menjadi sarang pengiklan palsu obat-obatan, tahun lalu saat Vice Internasional melakukan penyelidikan terdapat iklan yang mempromosikan Ivermectin sebagai obat untuk COVID-19.

Ivermectin adalah obat anti-parasit yang biasa digunakan dalam kedokteran hewan, dan untuk beberapa alasan, dokter amatir dan skeptis anti-vax mulai mempromosikan obat tersebut sebagai pengobatan untuk COVID-19.

Tidak ada bukti yang mendukung penggunaan Ivermectin untuk memerangi COVID-19, dan sebenarnya mengonsumsi obat tersebut mungkin berbahaya. Vice dapat menemukan iklan yang mempromosikan Ivermectin melalui perpustakaan iklan Facebook, yang mengarsipkan semua iklan yang diposting di platform.