JAKARTA - Banyak yang tidak menyadari jika kejahatan SIM Swap Fraud kian menjamur dan tentu saja berbahaya. Perlu kesadaran akan cara mencegah penipuan dengan metode penggantian SIM Card tersebut.
Meski banyak yang mengira bahwa smartphone mereka sudah aman dari kejahatan semacam ini, tetapi para pelaku dengan lihai memanfaatkan kelemahan itu. Dengan mudahnya, pelaku dapat menguasai data pribadi dan menguras habis dana yang berada di Mobile Banking Anda.
Agar tidak menjadi korban dari penipuan tersebut, berikut VOI jabarkan tips atau cara mencegah terjadinya SIM Swapping yang dipaparkan oleh pakar digital forensik Ruby Alamsyah dalam webinar bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin 24 Agustus.
1. Jangan sembarangan mengklik link atau tautan
Biasanya pelaku kejahatan SIM Swap Fraud akan mengelabuhi korban lebih dahulu dengan mengirimkan link via e-mail atau chat dan aplikasi lainnya. Untuk itu, bagi Anda yang tidak ingin menjadi korban, jangan mengklik apapun tautan yang tidak resmi.
Jangan pernah juga memberikan atau mengisi informasi terkait data pribadi dan data perbankan pribadi kepada siapapun, melalui media apapun.
BACA JUGA:
2. Siapkan catatan nomor call center operator seluler
Hal ini sangat diperlukan demi mencegah Anda dari kejahatan itu. Anda bisa memvalidasi sebuah link yang dikirimkan atau ada hal yang mencurigakan pada aktivitas ponsel Anda.
Anda bisa menyimpan baik nomor yang bisa dihubungi via handphone dan nomor yang bisa dihubungi secara umum.
3. Gunakan Mobile Banking App dengan keamanan yang optimal
Ruby menyarankan, selain username dan password yang kuat, Anda perlu juga menggunakan fitur Two Factor Authentication seperti penggunaan Token atau one-time password (OTP) yang dikirimkan melalui pesan SMS.
Two-Factor Authentication, adalah lapisan keamanan tambahan untuk akun pengguna. Artinya pengguna harus melalui satu langkah lagi untuk berhasil masuk. Bisa juga dengan menggunakan OTP yang diberikan sebagai keamanan tambahan ketika pengguna akan login atau melakukan transaksi untuk mencegah pencurian atau penyalahgunaan akun.
Umumnya OTP diberikan melalui SMS, namun isu SIM Swap menjadi alasan keamanan Bank atau platform daring mengalihkan pengiriman OTP dari SMS ke layanan over-the-top (OTT) seperti Telegram, Line, dan WhatsApp. Faktanya menguasai aplikasi OTT pesan instan jauh lebih mudah ketimbang menguasai SMS.
Meski begitu, Ruby meminta pihak operator maupun platform perbankan menambahkan level keamanan yang berlapis. Pengguna bisa menggunakan sidik jari atau pengenalan wajah untuk mengurangi kemungkinan akses peretas melalui satu level keamanan saja.