JAKARTA - Keluhan hak cipta adalah makanan YouTube sehari-hari. Itulah sebabnya perusahaan baru saja menerbitkan laporan transparansi klaim hak cipta.
Dari laporan tersebut, selama enam bulan pertama tahun ini, YouTube memiliki 729 juta video klaim hak cipta. Namun, yang menjadi permasalahan dari 729 juta klaim ini, sebanyak 2,2 juta yang ditemukan tidak benar, mewakili kurang dari satu persen keseluruhan. Angka ini tidak bisa terbilang kecil.
Sebanyak 99 persen di antaranya berasal dari Content ID, alat penegakan otomatis YouTube. Ketika pengguna memperdebatkan klaim ini, kasus itu diselesaikan dengan menguntungkan atau berpihak pada pengunggah video 60 persen.
Dengan peristiwa klaim hak cipta yang salah, para konten kreator telah lama mengeluh bagaimana platform menangani klaim, bagaimana kualitas sistem mereka sehingga bisa menyebabkan kesalahan hingga menyebabkan hilangnya pendapatan konten kreator.
BACA JUGA:
Mengutip The Verge, Selasa, 7 Desember, perlu dicatat, klaim hak cipta dapat mengakibatkan video diblokir, audio dibisukan, atau pendapatan iklan dikembalikan ke pemilik hak. Di sisi lain, YouTube mengakui masalah ini cukup menjadikan evaluasi diri ke depannya, dan berjanji akan segera memperbarui sistem.
Pada tahun 2019, CEO YouTube, Susan Wojcicki, mengatakan bahwa perusahaan mendengar kekhawatiran dari konten kreator dan bahwa YouTube sedang menjajaki peningkatan dalam mencapai keseimbangan yang tepat antara pemilik hak cipta dan konten kreator.
Laporan baru itu juga mencatat, tidak ada sistem yang sempurna dan kesalahan terjadi bahkan dengan pagar pembatas yang sudah ada untuk mencegah penyalahgunaan mekanisme penegakan.
"Ketika perselisihan terjadi, proses yang disediakan oleh YouTube memberikan jalan keluar yang nyata, dan lebih dari 60 persen perselisihan ini diselesaikan demi pengunggah,” kata laporan itu.