Apple Peringatkan Aktivis Thailand Adanya Serangan di iPhone Mereka
Aktivis Thailand yang terus mengkritisi pemerintah mendapatkan serangan pegasus. (foto: facebook)

Bagikan:

JAKARTA  – Reuters, melaporkan jika Apple Inc pada Rabu, 24 November mengeluarkan pesan peringatan kepada setidaknya enam aktivis dan peneliti Thailand yang selama ini telah kritis terhadap pemerintah negeri itu.

Menurut para aktivis tersebut, Apple juga memperingatkan bahwa iPhone mereka telah menjadi sasaran "penyerang yang disponsori negara". Sementara Kementerian Digital Thailand dan pihak Apple sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Prajak Kongkirati, seorang ilmuwan politik di Universitas Thammasat Bangkok, mengatakan dia telah menerima dua email dari Apple yang memperingatkan bahwa akun iPhone dan iCloud miliknya telah menjadi sasaran. Bersama dengan  itu juga muncul "pemberitahuan ancaman" di akun Apple-nya.

Peneliti Sarinee Achananuntakul dan aktivis Thailand Yingcheep Atchanont dari kelompok Pemantau Hukum iLaw mengatakan mereka telah menerima email serupa. Sementara seorang rapper, seorang aktivis politik, dan seorang politisi yang menentang pemerintah secara terpisah memposting tangkapan layar dari email yang sama di akun media sosial mereka. Semua pihak ini dianggap kritis terhadap pemerintah Thailand.

Pesan tersebut memperingatkan "jika perangkat Anda disusupi oleh penyerang yang disponsori negara, mereka mungkin dapat mengakses data sensitif, komunikasi, atau bahkan kamera dan mikrofon Anda dari jarak jauh." Ini adalah ciri serangan yang menggunakan spyware Pegasus.

Apple pada Selasa, 23 November, sudah mengajukan gugatan terhadap perusahaan cyber Israel, NSO Group dan perusahaan induknya OSY Technologies atas dugaan pengawasan dan penargetan pengguna Apple di AS dengan spyware Pegasus-nya.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa lalu, Apple mengatakan bahwa kelompok NSO telah menciptakan "teknologi pengawasan yang disponsori negara" yang ditujukan untuk "sejumlah kecil pengguna".

Namun Tidak jelas dalam peringatan Apple pada Rabu lalu, apakah mereka percaya orang Thailand juga menjadi sasaran Pegasus.

Kelompok pengawas keamanan internet Citizen Lab mengidentifikasi pada tahun 2018 sebagai operator spyware Pegasus yang aktif di Thailand.

Pemerintah Thailand masih dipimpin oleh arsitek kudeta 2014, yang tetap berkuasa setelah pemilu 2019 yang menurut para pesaingnya telah menguntungkan pihak militer.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, pemimpin kudeta, telah membantah klaim tersebut, tetapi telah menghadapi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan. Selain seruan untuk demokrasi yang lebih besar, pemerintah juga dikritik atas pengelolaan pandemi virus corona dan ekonomi yang tidak baik.